digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Nala Anindita Widyadhini
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) merupakan suatu pendekatan dalam perencanaan wilayah perkotaan yang mengintegrasikan tata guna lahan dengan sistem transportasi publik, guna menciptakan lingkungan perkotaan yang efisien, berkelanjutan, dan memiliki aksesibilitas tinggi. Di Jakarta, penerapan konsep TOD ditujukan untuk merespons permasalahan kemacetan lalu lintas serta polusi udara, salah satunya melalui pengembangan kawasan Blok M sebagai pusat kegiatan sekunder yang dilengkapi dengan simpul transportasi utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pengembangan kawasan TOD Blok M berdampak pada keberlanjutan ekonomi UMKM sekitarnya, baik mendorong maupun menghambat. Keberlanjutan ekonomi UMKM dalam penelitian ini dianalisis melalui peningkatan atau penurunan kondisi ekonomi pelaku usaha setelah pengembangan kawasan TOD. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penyebaran kuesioner kepada 110 pelaku UMKM yang berlokasi dalam radius maksimum 800 m dari Stasiun MRT Blok M dilakukan untuk pengumpulan data. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank untuk menentukan apakah terdapat perubahan ekonomi yang signifikan sebelum dan setelah pengembangan TOD. Data yang dianalisis mencakup karakteristik pelaku UMKM, dampak pengembangan kawasan terhadap jumlah pembeli, aksesibilitas, persaingan usaha, biaya operasional, serta perubahan kondisi ekonomi yang ditinjau berdasarkan penjualan produk, pendapatan bruto, dan pendapatan bersih. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas UMKM yang beroperasi di sekitar kawasan TOD Blok M bergerak di sektor kuliner dan tergolong dalam kategori usaha mikro. Persebaran UMKM cenderung terkonsentrasi di pusat-pusat komersial seperti Blok M Square dan Blok M Plaza, yang memiliki akses langsung terhadap simpul transportasi utama seperti stasiun MRT dan terminal bus. Profil umum pelaku UMKM didominasi oleh laki-laki, memiliki usia 20 hingga 30 tahun, dan telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas. Pemilihan lokasiviii usaha umumnya didasarkan pada kedekatan dengan pusat aktivitas ekonomi dan kemudahan akses bagi pelanggan. Dampak positif yang paling banyak dirasakan dari pengembangan kawasan TOD adalah meningkatnya aksesibilitas dan konektivitas yang meningkatkan jumlah pengunjung serta potensi pembeli bagi pelaku UMKM, terutama sektor kuliner yang mengalami pertumbuhan paling signifikan. Infrastruktur pendukung seperti jalur pedestrian meningkatkan kenyamanan mobilitas pejalan kaki yang turut dimanfaatkan oleh pelaku usaha keliling untuk memilih lokasi berjualan yang strategis Namun, penelitian ini juga menemukan adanya dampak negatif berupa peningkatan biaya operasional akibat naiknya harga bahan baku dan utilitas, serta tingginya tingkat persaingan usaha akibat munculnya banyak usaha baru yang menjual produk serupa. Bantuan pemerintah, seperti modal usaha saat pandemi dan penyediaan loksem telah diberikan, tetapi belum diterima secara merata oleh semua pelaku UMKM. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perubahan ekonomi signifikan pada keseluruhan UMKM yang berjualan di Kawasan TOD Blok M, yaitu terjadinya peningkatan penjualan produk, pendapatan kotor, dan pendapatan bersih. UMKM sektor kuliner dan UMKM skala kecil menunjukkan peningkatan paling menonjol dibandingkan sektor lainnya. Kemudian, UMKM yang berlokasi dalam radius 400 m dari simpul transit, serta UMKM yang baru berdiri setelah pengembangan TOD menunjukkan peningkatan ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa lokasi usaha yang strategis dan strategi pemasaran yang adaptif, termasuk penggunaan media sosial, menjadi faktor penting dalam mempertahankan keberlanjutan usaha di tengah perubahan dinamika kawasan. Meskipun secara umum pengembangan TOD Blok M berkontribusi positif terhadap keberlanjutan ekonomi UMKM, hasil penelitian ini juga menyoroti adanya potensi marginalisasi ekonomi terhadap pelaku UMKM lokal, terutama yang tidak mampu bersaing dengan usaha baru yang lebih modern. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dan strategi perencanaan wilayah dan kota yang lebih inklusif dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya fokus pada fisik dan infrastruktur, tetapi juga memberdayakan perekonomian lokal. Pemerintah juga perlu memperluas jangkauan program pemberdayaan UMKM, memfasilitasi akses terhadap lokasi usaha strategis, dan secara berkala mengevaluasi dampak sosialekonomi dari pengembangan TOD. Penelitian ini diharapkan berkontribusi dalam memperkaya diskusi akademik serta dijadikan referensi untuk perencanaan kebijakan di bidang pembangunan kota dan penguatan ekonomi lokal.