digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar belakang dan Tujuan: Pandemi Covid-19 telah menciptakan kebiasaan baru bagi masyarakat dengan mewajibkan penggunaan masker sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran virus SARS-CoV-2. Namun ternyata, penggunaan masker dalam jangka waktu yang lama dapat mengubah karakteristik kulit dan menimbulkan masalah baru seperti maskne. Maskne ini timbul akibat adanya tekanan dan friksi masker dengan permukaan kulit wajah. Untuk mengatasi maskne, maka diperlukan suatu sediaan yang dapat menginduksi respon imun protektif dan mencegah stres oksidatif. Penambahan ekstrak tumbuhan dengan aktivitas multifungsi menjadi alternatif penting untuk mengembalikan fungsi barrier kulit akibat jerawat. Penggunaan tumbuhan sebagai bahan kosmetik memiliki kelebihan, karena mengandung bahan-bahan alami yang aman digunakan dan efek samping lebih kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sediaan nano-emulsi Pickering yang menggunakan ekstrak daun keladi tikus (NEPEDKT) sebagai partikel padat penstabil, selanjutnya dikarakterisasi, uji stabilitas, diuji aktivitas antioksidan, antibakteri, aktivitas anti-tirosinase, dan pengukuran penghambatan reactive oxygen species (ROS) secara in vitro pada sel Fibroblas NIH/3T3. Metode: Ekstraksi dilakukan dengan metode ultrasound assisted extraction (UAE), optimasi formula NEPEDKT menggunakan metode One Factorial at a Time (OFAT) dan Response Surface Methodology (RSM). Karakterisasi NEPEDKT meliputi ukuran globul, indeks polidispersitas (IP), potensial zeta, pH, viskositas, karakterisasi dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), pengamatan mikrostruktur NEPEDKT menggunakan transmission electron microscopy (TEM), mikroskop polarisasi dan optik. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode 2,2- difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), aktivitas antibakteri terhadap Cutibacterium acnes, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis secara in vitro, uji antihiperpigmentasi secara enzimatis, uji permeasi dengan vertikal Franz Diffusion Cell menggunakan membran sintetik, uji keamanan dan pengukuran penghambatan ROS intraseluler pada sel Fibroblas NIH/3T3. Hasil: Rendemen ekstrak yang diperoleh adalah 68,42%. Pada metode OFAT dihasilkan tiga faktor paling berpengaruh secara signifikan terhadap respon ukuran globul dan IP yaitu konsentrasi partikel padat, konsentrasi kitosan dan intensitas sonikasi. Berdasarkan hasil RSM, kondisi optimum untuk memformulasi NEPEDKT dengan ukuran globul 183,9 ± 1,14 nm dengan IP 0,230 ± 0,01 adalah konsentrasi partikel padat 1,84%, konsentrasi kitosan 0,26%, dengan intensitas sonikasi 50%. Formula optimum ini menghasilkan karakteristik mikrostruktur yang berbeda dibandingkan sediaan basis (tanpa partikel padat) berdasarkan hasil pengamatan TEM, mikroskop polarisasi dan mikroskop optik, nilai potensial zeta -7,87 ± 0,12, pH sediaan 5,17 ± 0,03 dan viskositas 2,04 ± 0,01 cPs serta hasil spektrum FTIR yang menunjukkan adannya interaksi elektrostatik dan ikatan hidrogen antara partikel padat dan kitosan yang memainkan peran penting dalam pembentukan NEPEDKT. Stabilitas fisik sediaan optimum NEPEDKT stabil pada suhu penyimpanan 4 ± 2°C selama 13 minggu pengamatan. NEPEDKT memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak yaitu berturut-turut 204,76 ± 3,57 mg AEAC/g dan 176,65 ± 2,86 mg AEAC/g, dengan aktivitas antibakteri kategori kuat yaitu dengan nilai zona hambat 16,27 ± 0,03 mm pada S. epidermidis, 14,81 ± 0,10 mm pada S. aureus dan 12,9 ± 0,05 mm pada C. acnes. Kapasitas inhibisi tirosinase 1 g sediaan NEPEDKT setara dengan kapasitas inhibisi tirosinase 398 ± 3,48 mg asam kojat. Uji permeasi kulit secara in vitro menunjukkan persentase 62,79% ± 0,08 selama 240 menit. Hasil uji keamanan menunjukkan NEPEDKT aman pada konsentrasi maksimal 300 µg/mL sedangkan EDKT sampai 500 µg/mL. Konsentrasi rotenon yang digunakan sebagai penginduksi ROS adalah 450 µM. Hasil penghambatan ROS pada sel Fibroblas NIH/3T3 menunjukkan bahwa NEPEDKT memiliki kemampuan menghambat stres oksidatif lebih tinggi di bandingkan EDKT. Masing-masing NEPEDKT secara berurutan pada konsentrasi 260 dan 280 µg/mL memiliki persen viabilitas sel 70,7 ± 5,7% dan 73,5 ± 5,2% terhadap kelompok yang tidak diberi perlakuan. Kesimpulan: Formula optimum NEPEDKT memiliki ukuran globul 183,9 ± 1,14 nm dengan dengan IP 0,230 ± 0,01 serta berpotensi untuk mengatasi maskne.