digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fenomena squeezing merupakan salah satu tantangan dalam pembangunan terowongan bawah tanah, khususnya pada kondisi geologi yang kompleks, massa batuan yang lemah dan kedalaman yang signifikan. Squeezing terjadi ketika deformasi plastis massa batuan melebihi kapasitas dukung penyangga, sehingga dapat mengancam kestabilan dari terowongan. Menurut Hoek dan Marinos (2009) bahwa batuan memiliki kemampuan terbatas dalam menahan shear stress yang diakibatkan terjadinya pergeseran akibat adanya deformasi tektonik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara rock load (Pv) dan kapasitas maksimum penyangga (Psmax) pada terowongan, agar menghasilkan rekomendasi teknis sebagai acuan perencanaan sistem penyangga. Data yang digunakan berupa 202 data sekunder yang bersumber pada literatur internasional. Analisis dilakukan dengan menghitung rasio Psmax terhadap Pv serta mengklasifikasikan data berdasarkan tingkat squeezing. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi No Squeezing umumnya memiliki rasio Psmax dan Pv ? 4, sedangkan kasus dengan kondisi Squeezing memiliki rasio < 4. Nilai ambang 4 x Pv diidentifikasi sebagai batas bawah kapasitas penyangga yang memadai untuk meminimalkan risiko deformasi berlebih.