Fenomena squeezing umumnya terjadi pada penggalian terowongan dengan kelas massa batuan yang buruk dan kedalaman yang sangat dalam. Squeezing merupakan deformasi besar yang bergantung pada waktu dan terjadi di sekitar perimeter terowongan. Dalam banyak kasus, fenomena ini memberikan tekanan besar yang dapat menyebabkan kerusakan pada penyangga yang telah dipasang. Salah satu cara untuk meminimalkan potensi squeezing adalah dengan menyeimbangkan rasio antara support pressure terhadap overburden pressure serta kekuatan massa batuan terhadap overburden pressure. Batas ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah suatu terowongan berpotensi mengalami squeezing atau tidak. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan 287 data strain hasil pengukuran konvergensi dan support pressure dari terowongan berpenyangga dalam kondisi squeezing maupun non-squeezing. Pemodelan numerik dilakukan pada 59 terowongan dalam kondisi squeezing dan non-squeezing berdasarkan data literatur dengan menggunakan nilai support pressure aktual guna memperoleh nilai konvergensi pemodelan yang sesuai.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara nilai konvergensi numerik dan konvergensi aktual, yang disebabkan oleh tambahan tekanan berupa squeezing pressure. Squeezing pressure dimodelkan dengan menaikkan tegangan horizontal dan vertikal hingga nilai konvergensi numerik sesuai dengan konvergensi aktual. 59 data hasil numerik diplot antara support pressure terhadap overburden pressure dan squeezing pressure dan didapatkan bahwa potensi terjadinya squeezing terjadi ketika nilai rasio support pressure terhadap overburden pressure (????????????????????/????0) adalah 0,2 dan rasio support pressure terhadap squeezing pressure (????????????????????/????????????????????????????????????????) adalah 0,05.
Perpustakaan Digital ITB