digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1M. Lefrand Reyva Reynaldi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 M. Lefrand Reyva Reynaldi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 M. Lefrand Reyva Reynaldi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 M. Lefrand Reyva Reynaldi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 M. Lefrand Reyva Reynaldi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 M. Lefrand Reyva Reynaldi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA M. Lefrand Reyva Reynaldi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Fenomena squeezing pada terowongan merupakan bentuk deformasi plastis berkelanjutan yang terjadi akibat tegangan in-situ melebihi kapasitas dukung massa batuan. Evaluasi kestabilan terowongan secara konvensional umumnya dilakukan berdasarkan pendekatan tegangan. Namun, metode ini terbatas akibat ketidakpastian data tegangan in-situ. Sakurai (1982) memperkenalkan pendekatan alternatif berbasis regangan dengan konsep critical strain (??) sebagai indikator awal ketidakstabilan massa batuan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kestabilan dan potensi squeezing terowongan dengan pendekatan strain-based berdasarkan data hasil uji kuat tekan uniaksial (UCS) dan mengembangkan grafik Hazard Warning Level (HWL) berdasarkan parameter regangan pada setiap tahapan deformasi, yaitu saat closing crack (?cc), 50% tegangan puncak (?50%), yield point (?yp), dan failure (?f). Penelitian ini menggunakan 508 data hasil uji UCS dan 341 data observasi konvergensi terowongan dari berbagai proyek di dunia. Grafik HWL yang dikembangkan berdasarkan regangan saat failure (?f) mampu mengidentifikasi potensi squeezing secara lebih eksklusif dibandingkan grafik HWL milik Sakurai (1997), serta mampu mengelompokkan tingkat deformasi ke dalam zona no squeezing, minor, severe, hingga extreme squeezing. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan parameter regangan saat failure sebagai pendekatan evaluatif dalam perancangan dan pemantauan kestabilan terowongan secara lebih akurat dan aplikatif di lapangan.