digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Dede Wijayanto
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Dede Wijayanto
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Dede Wijayanto
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Dede Wijayanto
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Dede Wijayanto
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Dede Wijayanto
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Dede Wijayanto
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Pengelolaan air limbah yang efektif dalam kegiatan pertambangan batubara sangat penting untuk meminimalkan dampak lingkungan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi. Penelitian ini mengevaluasi kinerja Settling Pond SP 02 GH di PT Borneo Indobara, salah satu produsen batubara terbesar di Kalimantan Selatan, Indonesia, dengan fokus pada pengendalian konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) agar tetap berada di bawah batas ambang 200 mg/L sesuai ketentuan yang berlaku. Meskipun telah dilakukan pengendalian, TSS yang keluar dari SP 02 GH terkadang melebihi ambang batas, mengakibatkan keluhan lingkungan, peningkatan biaya operasional, serta risiko terhadap reputasi perusahaan. Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi akar penyebab tingginya TSS dan merumuskan solusi berbasis data yang layak secara ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan Lean Six Sigma dengan kerangka DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi lapangan, pengambilan sampel air, serta analisis data historis TSS dan curah hujan. Metode analisis meliputi statistik deskriptif, regresi linier, dan analisis akar masalah menggunakan diagram Ishikawa. Hasil analisis menunjukkan korelasi yang sangat kuat (R² = 0,9997) antara kadar TSS di inlet settling pond dengan outlet dari pompa, sehingga pompa dari pit diidentifikasi sebagai penyumbang utama kenaikan TSS. Sedangkan, intensitas curah hujan tidak menunjukkan pengaruh signifikan (R² = 0,027). Intervensi utama yang diusulkan meliputi penetapan batas maksimum TSS pompa sebesar 25.000 mg/L, pemasangan sensor TSS real-time di titik pompa dan outlet settling pond, serta penyusunan prosedur operasi standar (SOP) untuk pemantauan dan pemeliharaan. Kelayakan ekonomi dianalisis menggunakan pendekatan Benefit-Cost Ratio (BCR), yang menunjukkan hasil sangat positif: manfaat tahunan diproyeksikan sebesar Rp 51,94 miliar dibandingkan dengan biaya implementasi sebesar Rp 1,6 miliar, menghasilkan BCR sebesar 32,57.