digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam beberapa dekade terakhir, terdapat tantangan global berupa tekanan panas (heat stress) yang mempengaruhi produktivitas dan kesehatan pekerja, terutama pekerja luar ruangan. Heat stress adalah kondisi fisiologis yang terjadi ketika tubuh tidak mampu mengatur suhu akibat paparan panas yang berlebihan. Pekerja konstruksi yang terpapar heat stress memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk mengalami penuruan fokus dan koordinasi, yang pada akhirnya berdampak pada efisiensi kerja. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan evaluasi dampak heat stress terhadap produktivitas dan kesehatan pekerja konstruksi dan usulan perbaikan untuk meminimalkan atau menghilangkan risiko tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dampak heat stress pada produktivitas dan kesehatan pekerja konstruksi dan merancang usulan perbaikan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengukuran suhu dan survei persepsi pekerja konstruksi terhadap produktivitas dan kesehatan pekerja. Metode ini menggunakan alat WBGT Meter sebagai alat ukur suhu dan high occupational temperature health and productivity suppression (HOTHAPS) sebagai dasar pertanyaan survei. Alat WBGT Meter digunakan selama survei dilakukan pada pekerja konstruksi. WBGT Meter diatur merekam suhu setiap 30 detik. Hasil WBGT dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu WBGT pagi dan WBGT siang. Kuesioner HOTHAPS memiliki tujuh bagian pertanyaan, yang terdiri dari informasi umum, tipe pekerjaan, paparan panas pada pekerja, dampak terhadap kesehatan, dampak terhadap produktivitas, dampak terhadap pakaian, dan mekanisme penanggulangan. Hasil penelitian dibagi menjadi dua, dari pengukuran dan survei. Dari pengukuran didapatkan nilai WBGT pagi dan siang pada kategori extreme cautions dan terbukti ada perbedaan signifikansi dari kedua waktu tersebut, serta pada pengukuran discomfort index diketahui bahwa sebagian besar pekerja mengalami ketidaknyamanan termal pada tempat kerja. Berdasarkan survei, didapati bahwa pekerja mengalami beberapa dampak yang mempengaruhi produktivitas; pekerja mengambil cuti karena panas (68,31%), pekerja meraasa tidak terlalu produtktif ketika bekerja (78,18%), pekerja membutuhkan waktu yang vi lama untuk menyelesaikan pekerjaan (36,88%) dan mempengaruhi kesehatan; Pekerja mengalami keringat berlebih (82,60%), kram otot (68,83%), pusing (87,01%). Usulan perbaikan ditentukan berdasarkan hasil analisis dampak produktivitas dan kesehatan pekerja serta menggunakan tools hieararchy control. Terdapat tujuh usulan perbaikan yang dihasilkan, yaitu penyediaan air minum yang cukup, sistem pengawasan oleh rekan kerja, pengadaan tempat teduh, edukasi terkait paparan panas, pengadaan waktu istirahat tambahan, cooling vests, dan pakaian kerja khusus. Dilakukan validasi dengan wawancara semi- terstruktur untuk menentukan usulan yang paling sesuai untuk pekerja, didapatkan dua usulan terpilih, yaitu penyediaan air minum yang cukup dan pengadaan tempat teduh.