Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Dalam beberapa dekade terakhir, terdapat tantangan global berupa tekanan panas (heat
stress) yang mempengaruhi produktivitas dan kesehatan pekerja, terutama pekerja luar
ruangan. Heat stress adalah kondisi fisiologis yang terjadi ketika tubuh tidak mampu
mengatur suhu akibat paparan panas yang berlebihan. Pekerja konstruksi yang terpapar heat
stress memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk mengalami penuruan fokus dan
koordinasi, yang pada akhirnya berdampak pada efisiensi kerja. Berdasarkan hal tersebut,
dibutuhkan evaluasi dampak heat stress terhadap produktivitas dan kesehatan pekerja
konstruksi dan usulan perbaikan untuk meminimalkan atau menghilangkan risiko tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dampak heat stress pada produktivitas dan
kesehatan pekerja konstruksi dan merancang usulan perbaikan untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengukuran suhu dan survei
persepsi pekerja konstruksi terhadap produktivitas dan kesehatan pekerja. Metode ini
menggunakan alat WBGT Meter sebagai alat ukur suhu dan high occupational temperature
health and productivity suppression (HOTHAPS) sebagai dasar pertanyaan survei. Alat
WBGT Meter digunakan selama survei dilakukan pada pekerja konstruksi. WBGT Meter
diatur merekam suhu setiap 30 detik. Hasil WBGT dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu
WBGT pagi dan WBGT siang. Kuesioner HOTHAPS memiliki tujuh bagian pertanyaan,
yang terdiri dari informasi umum, tipe pekerjaan, paparan panas pada pekerja, dampak
terhadap kesehatan, dampak terhadap produktivitas, dampak terhadap pakaian, dan
mekanisme penanggulangan.
Hasil penelitian dibagi menjadi dua, dari pengukuran dan survei. Dari pengukuran
didapatkan nilai WBGT pagi dan siang pada kategori extreme cautions dan terbukti ada
perbedaan signifikansi dari kedua waktu tersebut, serta pada pengukuran discomfort index
diketahui bahwa sebagian besar pekerja mengalami ketidaknyamanan termal pada tempat
kerja. Berdasarkan survei, didapati bahwa pekerja mengalami beberapa dampak yang
mempengaruhi produktivitas; pekerja mengambil cuti karena panas (68,31%), pekerja
meraasa tidak terlalu produtktif ketika bekerja (78,18%), pekerja membutuhkan waktu yang
vi
lama untuk menyelesaikan pekerjaan (36,88%) dan mempengaruhi kesehatan; Pekerja
mengalami keringat berlebih (82,60%), kram otot (68,83%), pusing (87,01%).
Usulan perbaikan ditentukan berdasarkan hasil analisis dampak produktivitas dan kesehatan
pekerja serta menggunakan tools hieararchy control. Terdapat tujuh usulan perbaikan yang
dihasilkan, yaitu penyediaan air minum yang cukup, sistem pengawasan oleh rekan kerja,
pengadaan tempat teduh, edukasi terkait paparan panas, pengadaan waktu istirahat tambahan,
cooling vests, dan pakaian kerja khusus. Dilakukan validasi dengan wawancara semi-
terstruktur untuk menentukan usulan yang paling sesuai untuk pekerja, didapatkan dua
usulan terpilih, yaitu penyediaan air minum yang cukup dan pengadaan tempat teduh.
Perpustakaan Digital ITB