digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abdul Majid Sutarya [27123011]
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos

Tradisi Hudoq merupakan ekspresi budaya masyarakat Dayak Wehea yang memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual dan agraris mereka. Sebagai bagian dari ritual tahunan Lom Plai, Hudoq tidak hanya menjadi media upacara permohonan kesuburan, tetapi juga mengandung pesan simbolik yang mendalam. Wujud visual Hudoq mulai dari topeng, hiasan kepala, hingga kostum berbahan daun pisang menjadi cerminan dari sistem kosmologi dualistik yang diyakini oleh masyarakat Dayak Wehea. Dalam konteks modernisasi dan tantangan komodifikasi budaya, penting untuk menelaah bagaimana elemen-elemen visual ini tetap mempertahankan nilai filosofis dan spiritualnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis visualisasi elemen Hudoq (topi, topeng, kostum) dalam ritual Lom Plai, mengungkap makna simbolisnya, serta merefleksikan estetika visual Hudoq terhadap nilai budaya, kepercayaan, dan filosofi hidup Dayak Wehea. Metode kualitatif-deskriptif digunakan dengan pendekatan Estetika Paradoks dan interpretasi etnografis, mengumpulkan data melalui observasi, dokumentasi visual, studi pustaka, dan wawancara. Analisis dilakukan dengan klasifikasi domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya visual berdasarkan struktur tubuh Hudoq yang merepresentasikan Dunia Atas dan Dunia Bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa estetika visual Hudoq mencerminkan paradoks antara penampilannya yang menyeramkan dan fungsi spiritualnya sebagai pembawa berkah dan perlindungan. Visualisasi Hudoq merepresentasikan kosmologi Dayak Wehea yang terbagi menjadi Dunia Atas (kepala/topeng), Dunia Bawah (kostum/kaki), dan "Dunia Tengah" sebagai irisan dinamis dari interaksi keduanya. Estetika Hudoq dengan demikian menegaskan filosofi hidup masyarakat Dayak Wehea dalam menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan dimensi spiritual.