Tradisi Hudoq merupakan ekspresi budaya masyarakat Dayak Wehea yang memiliki
peran penting dalam kehidupan spiritual dan agraris mereka. Sebagai bagian dari ritual
tahunan Lom Plai, Hudoq tidak hanya menjadi media upacara permohonan kesuburan,
tetapi juga mengandung pesan simbolik yang mendalam. Wujud visual Hudoq mulai
dari topeng, hiasan kepala, hingga kostum berbahan daun pisang menjadi cerminan dari
sistem kosmologi dualistik yang diyakini oleh masyarakat Dayak Wehea. Dalam
konteks modernisasi dan tantangan komodifikasi budaya, penting untuk menelaah
bagaimana elemen-elemen visual ini tetap mempertahankan nilai filosofis dan
spiritualnya.
Penelitian ini bertujuan menganalisis visualisasi elemen Hudoq (topi, topeng, kostum)
dalam ritual Lom Plai, mengungkap makna simbolisnya, serta merefleksikan estetika
visual Hudoq terhadap nilai budaya, kepercayaan, dan filosofi hidup Dayak Wehea.
Metode kualitatif-deskriptif digunakan dengan pendekatan Estetika Paradoks dan
interpretasi etnografis, mengumpulkan data melalui observasi, dokumentasi visual,
studi pustaka, dan wawancara. Analisis dilakukan dengan klasifikasi domain,
taksonomi, komponensial, dan tema budaya visual berdasarkan struktur tubuh Hudoq
yang merepresentasikan Dunia Atas dan Dunia Bawah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa estetika visual Hudoq mencerminkan paradoks
antara penampilannya yang menyeramkan dan fungsi spiritualnya sebagai pembawa
berkah dan perlindungan. Visualisasi Hudoq merepresentasikan kosmologi Dayak
Wehea yang terbagi menjadi Dunia Atas (kepala/topeng), Dunia Bawah (kostum/kaki),
dan "Dunia Tengah" sebagai irisan dinamis dari interaksi keduanya. Estetika Hudoq
dengan demikian menegaskan filosofi hidup masyarakat Dayak Wehea dalam menjaga
keseimbangan antara manusia, alam, dan dimensi spiritual.
Perpustakaan Digital ITB