BAB I Nur Afni Oktavitrianingtyas [27123068]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II Nur Afni Oktavitrianingtyas [27123068]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III Nur Afni Oktavitrianingtyas [27123068]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV Nur Afni Oktavitrianingtyas [27123068]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V Nur Afni Oktavitrianingtyas [27123068]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Digitalisasi warisan budaya merupakan upaya pelestarian kebudayaan yang terus
dilakukan. Namun upaya ini seringkali berhenti pada transformasi format analog
menjadi digital. Melalui teknologi virtual saat ini digitalisasi memiliki potensi lebih
luas, salah satunya ialah menghadirkan pengalaman virtual yang memperkaya
upaya pelestarian warisan budaya. Melalui berbagai metode digitalisasi kini artefak
fisik dapat ditransformasi menjadi pengalaman dimensional. Mengubah
pengalaman langsung menjadi pengalaman virtual dan dapat di distribusikan lebih
luas. Memutuskan hambatan akses, biaya, waktu dan resiko lainnya.
Digitisasi berperan penting dalam tranformasi digital artefak guna menjaga dari
kerusakan fisik dan ancaman lainnya. Fotogrametri menjadi metode digitisasi yang
paling efisien dengan biaya terjangkau yang menghasilkan 3D model dengan
keakuratan yang tinggi. Namun sering kali hasil fotogrametri berupa artefak digital
disajikan pada lingkungan virtual sebagai objek estetis. Serupa dengan
menampilkan video 360° sebagai dokumentasi imersif sebagai sudut pandang baru
dalam menyaksikan video. Penyajian artefak sebagai āprodukā tidak selaras
dengan konsep pengenalan kebudayaan melalui āprosesā untuk memberikan
pengalaman dalam merasakan kebudayaan itu sendiri. Perancangan media
interaktif berbasis virtual reality merupakan upaya menghadirkan pengalaman
virtual yang mendekati pengalaman langsung. Penelitian bertujuan menguji potensi
penyajian hasil digitalisasi secara interaktif dan imersif sebagai media pengenalan
kebudayaan untuk generasi Z.
Studi kasus akan mengeksplorasi kebudayaan hudoq Dayak Modang yang berasal
dari Kalimantan Timur. Peyajian artefak digital berupa 11 topeng hudoq, narasi
visual dan video 360° disajikan melalui prototipe virtual reality cardboard.
Pengujian dilakukan dengan melibatkan 10 responden generasi Z dengan rentang
usia 22-26 tahun. Pengambilan data dilakukan secara triangulasi, mencakup
observasi prilaku, kuesioner dan forum group discussion. Hasil pengujian terhadap
responden menunjukan terciptanya pengalaman yang komperhensif. Pengalaman
terhadap artefak digital topeng hudoq mendorong rasa ingin tahu sehingga
responden melakukan eksplorasi. Lingkungan virtual berhasil menampilkan
hubungan artefak kebudayaan dan hubungan alam dalam sudut pandang masyarakat
Dayak Modang. Video 360 melengkapi pengalaman imersif dengan peyajian sudut
padang nyata terhadap kebudayaan hudoq. Keseluruhan pengalaman responden
kemudian menghasilkan perasaan apresiasi dan meningkatkan pengetahuan terkait
budaya hudoq. Melalui media interaktif VR responden sepakat menyatakan bahwa
pengalaman virtual mampu mewakili pengalaman tidak langsung berinteraksi
dengan kebudayaan hudoq. Melalui perancangan media interaktif VR merupakan
solusi atas keterbatasan akses dan momentum untuk generasi Z yang berminat
mempelajari kebudayaan hudoq. Hasil pengujian menunjukan implementasi media
interaktif dan digitalisasi secara efektif mampu menfasilitasi edukasi kebudayaan
berbasis pengalaman virtual.
Perpustakaan Digital ITB