digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB I Anthoni Reza Pahlevi [27123004]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II Anthoni Reza Pahlevi [27123004]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III Anthoni Reza Pahlevi [27123004]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV Anthoni Reza Pahlevi [27123004]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V Anthoni Reza Pahlevi [27123004]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini mengusulkan PRISMA (Parametric Recursive Integrated System Matrix Axis), sebuah metode ko-kreasi manusia-AI dengan framework kolaboratif terstruktur antara desainer dan sistem AI, dikembangkan untuk menjawab permasalahan umum dalam desain karakter berbasis AI: yaitu inkonsistensi visual. PRISMA mengadaptasi metode Manga Matrix karya Hiroyoshi Tsukamoto dan mengorganisasi ulang pendekatan tersebut menjadi empat matriks utama—Form, Costume, Personality, dan Parameter—dengan menerapkan empat prinsip dasar: Structural Decomposition, Hierarchical Organization, Modular Recombination, dan Granular Control. Metode ini diimplementasikan dalam eksperimen bertahap, menggabungkan rekayasa prompt dengan pelatihan LoRA menggunakan model Illustrious XL, sambil memastikan bahwa kreativitas manusia dan AI memiliki peran yang saling melengkapi. Proses ini menghasilkan pengembangan karakter bernama IRIS. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa PRISMA secara signifikan menjaga konsistensi visual dibandingkan prompt bahasa alami deskriptif, sementara LoRA mampu mempertahankan ciri khas dan identitas visual, serta menyederhanakan kompleksitas prompt dalam menghasilkan karakter yang sama. Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami bias asosiatif dan struktur hirarki dalam prompt, di mana kata dengan tingkat interpretasi tinggi memicu stereotip visual jika tidak disertai deskriptor spesifik. Eksperimen menunjukkan bahwa konsistensi visual tidak hanya bergantung pada fine-tuning model, tetapi juga pada sejauh mana struktur prompt selaras dengan ruang embedding model. Penelitian ini memberikan kontribusi metodologis yang dapat direplikasi untuk mengintegrasikan desain berbasis manusia dengan AI, serta memperluas kerangka kerja metodologi dalam pengembangan visual berbasis AI. Kemampuan metode ini dalam menjaga konsistensi visual divalidasi melalui: (1) Identity Persistence, (2) Attribute Fidelity, (3) Stylistic Coherence, (4) Contextual Adaptability. Keempat dimensi ini menjadi fondasi konseptual yang memandu alur kerja desain berbasis AI di masa depan.