digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Taman Nasional Komodo (TNK) mengalami peningkatan kunjungan wisatawan yang signifikan pada tahun 2013-2019 dan 2023. Kini, pengelolaan ekowisata menghadapi tantangan sumber daya, koordinasi kelembagaan, dan pemberdayaan masyarakat. Model pariwisata konvensional yang berorientasi pada kuantitas keuntungan semata tidak lagi memadai. Penelitian ini bertujuan merefleksikan pendekatan pembangunan ekowisata pada masa lalu dan masa kini, serta mengusulkan strategi pengelolaan ekowisata berkelanjutan berbasis pariwisata regeneratif melalui (1) pemetaaan pola pengembangan ekowisata di TNK, (2) mengidentifikasi strategi ekowisata yang telah terbentuk selama kurun waktu 10 tahun, (3) menganalisis peran stakeholder, dan (4) menyusun rumusan target dan strategi pengelolaan ekowisata berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan stakeholder (Balai TNK, masyarakat lokal, industri pariwisata, pemerintah) dan analisis dokumen terkait pengelolaan ekowisata. Data dianalisis secara deskriptif, menggunakan kerangka kerja pariwisata regeneratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evolusi pengembangan ekowisata dari tahap eksplorasi awal bergerak signifikan menuju pengembangan dan konsolidasi, dengan tantangan berupa tekanan ekosistem yang meningkat seperti overtourism, sampah, kerusakan habitat, serta manfaat ekonomi yang belum merata. Strategi utama TNK (Island Based Park Management, Learning Based National Parks, dan Community Based Sustainable Tourism) menghadapi tantangan dalam hal sumber daya, koordinasi kelembagaan, dan pemberdayaan masyarakat. Koordinasi peran stakeholder belum optimal, dikarenakan Balai TNK yang memiliki keterbatasan sumber daya, masyarakat yang belum dilibatkan sebagai mitra seutuhnya, dan industri pariwisata yang cenderung berfokus pada keuntungan jangka pendek. Oleh karena itu, pengelolaan ekowisata di TNK perlu bertransformasi menuju pariwisata regeneratif. Strategi pengelolaan ekowisata berkelanjutan yang diusulkan meliputi (1) penguatan kelembagaan dan tata kelola (koordinasi dan partisipasi masyarakat), (2) pengembangan produk ekowisata inovatif dan bertanggung jawab (edukasi, konservasi, dan pemberdayaan), (3) pengelolaan lingkungan berkelanjutan (sampah, air, energi, dan pengendalian dampak), (4) peningkatan kapasitas SDM (pelatihan dan pendampingan), (5) sistem pemantauan dan evaluasi komprehensif. Dengan pendekatan pariwisata regeneratif, TNK dapat mewujudkan potensi ekowisata berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan.