







DAFTAR PUSTAKA ADITYA PUTRA PRATAMA SANTOSA
EMBARGO  2028-01-31 
EMBARGO  2028-01-31 

LAMPIRAN ADITYA PUTRA PRATAMA SANTOSA
EMBARGO  2028-01-31 
EMBARGO  2028-01-31 
Kota Surabaya merupakan salah satu kota kolonial modern pada masa pemerintahan Hindia Belanda, sehingga terdapat pembangunan fisik secara masif. Hal ini menyebabkan Kota Surabaya terdapat banyak bangunan-bangunan berarsitektur Eropa klasik maupun modern yang mempunyai nilai estetika dan makna historis yang tinggi. Dalam melindungi dan mengelola bangunan cagar budaya, kegiatan konservasi dapat menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh stakeholder terkait. Permasalahan perkotaan yang kompleks pada masa kini, menyebabkan eksistensi bangunan cagar budaya terancam keberadaanya. Salah satu penyebabnya yaitu pembangunan kota yang berorientasi pada uang. Selain itu, pemanfaatan bangunan cagar budaya tidak diikuti dengan kepedulian masyarakat terhadap eksistensi bangunan cagar budaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat strategi stakeholder dalam konservasi bangunan cagar budaya di Kota Surabaya dengan studi kasus di Kawasan Tunjungan dan proyeksi konservasi bangunan cagar budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melihat fenomena yang terjadi pada bangunan cagar budaya khususnya di Kawasan Tunjungan dan aktor-aktor yang terlibat dalam hal menghambat maupun mendorong upaya konservasi bangunan cagar budaya tersebut. Stakeholder yang berperan dalam konservasi bangunan cagar budaya dibagi menjadi dua unsur, yaitu pemerintah (meliputi lembaga pemerintah dan non pemerintah) dan masyarakat (meliputi komunitas, media, akademisi, pengelola atau pemilik bangunan cagar budaya, dan seniman). Adapun konflik yang terjadi antar stakeholder yaitu konflik kepentingan antara aset heritage dan aset ekonomi. Adanya komunitas sebagai perwakilan dari unsur masyarakat dapat mendorong terjadinya perubahan kebijakan dalam hal strategi konservasi bangunan cagar budaya.