digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Penelitian ini mengkaji penerapan pendekatan co-production dalam pengelolaan wilayah berbasis masyarakat dengan studi kasus di Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Co-production, sebagai strategi tata kelola berbasis kolaborasi, melibatkan partisipasi aktif masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan solusi inklusif dan berkelanjutan. Kampung Akuarium, yang sebelumnya merupakan permukiman informal yang direlokasi, menjadi contoh nyata dari penerapan co-production yang melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan pengelolaan wilayah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara semi-terstruktur dan analisis gap antara kondisi ideal dan kondisi aktual yang ditemukan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya penerapan co-production di Kampung Akuarium dipengaruhi oleh konsistensi kebijakan, akses terhadap sumber daya, dan stabilitas sosial. Meskipun kebijakan awal mendukung partisipasi warga, pergantian kepemimpinan menyebabkan ketidakpastian dalam kelanjutan kebijakan tersebut. Selain itu, tantangan utama dalam pengelolaan wilayah adalah ketergantungan pada iuran warga untuk biaya operasional dan keterbatasan kapasitas teknis dalam pengelolaan koperasi. Koperasi Akuarium Bangkit Mandiri, yang dibentuk oleh masyarakat, berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal melalui kegiatan usaha bersama. Namun, ketimpangan dalam partisipasi, distribusi informasi, dan akses terhadap pelatihan menghambat kesejahteraan yang merata. Penelitian ini menyarankan perlunya kebijakan yang lebih terlembaga, penguatan kapasitas kelembagaan, dan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien untuk memastikan keberlanjutan model co-production.