ABSTRAK Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Galuh Nastiti Prameswari
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Penelitian ini mengkaji penerapan pendekatan co-production dalam pengelolaan
wilayah berbasis masyarakat dengan studi kasus di Kampung Akuarium, Jakarta
Utara. Co-production, sebagai strategi tata kelola berbasis kolaborasi, melibatkan
partisipasi aktif masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya
untuk menciptakan solusi inklusif dan berkelanjutan. Kampung Akuarium, yang
sebelumnya merupakan permukiman informal yang direlokasi, menjadi contoh
nyata dari penerapan co-production yang melibatkan masyarakat dalam setiap
tahapan pengelolaan wilayah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara semi-terstruktur
dan analisis gap antara kondisi ideal dan kondisi aktual yang ditemukan di
lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya penerapan co-production
di Kampung Akuarium dipengaruhi oleh konsistensi kebijakan, akses terhadap
sumber daya, dan stabilitas sosial. Meskipun kebijakan awal mendukung
partisipasi warga, pergantian kepemimpinan menyebabkan ketidakpastian dalam
kelanjutan kebijakan tersebut. Selain itu, tantangan utama dalam pengelolaan
wilayah adalah ketergantungan pada iuran warga untuk biaya operasional dan
keterbatasan kapasitas teknis dalam pengelolaan koperasi. Koperasi Akuarium
Bangkit Mandiri, yang dibentuk oleh masyarakat, berperan penting dalam
meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal melalui kegiatan usaha bersama.
Namun, ketimpangan dalam partisipasi, distribusi informasi, dan akses terhadap
pelatihan menghambat kesejahteraan yang merata. Penelitian ini menyarankan
perlunya kebijakan yang lebih terlembaga, penguatan kapasitas kelembagaan, dan
pengelolaan sumber daya yang lebih efisien untuk memastikan keberlanjutan
model co-production.
Perpustakaan Digital ITB