digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salinisasi tanah adalah proses akumulasi garam-garam terlarut dalam tanah yang dapat merusak produktivitas pertanian dan mengganggu keseimbangan ekosistem tanah. Secara global, sekitar 20% lahan pertanian telah mengandung kadar garam, dan diproyeksikan meningkat hingga 50% pada tahun 2050 tanpa tindakan mitigasi yang efektif. Di Indonesia, masalah salinitas tanah terkonsentrasi di wilayah pesisir yang rawan intrusi air laut dan banjir rob. Kota Pekalongan merupakan salah satu kota pesisir di Jawa Tengah dengan karakteristik airtanah dangkal, memiliki kerentanan tinggi terhadap salinisasi. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan kadar salinitas airtanah signifikan di berbagai wilayah kota. Penelitian ini memanfaatkan metode integratif yang melibatkan analisis sifat fisika-kimia tanah, meliputi jenis tanah, Daya Hantar Listrik (DHL), dan total garam. Untuk mendeteksi tingkat salinitas tanah, digunakan data citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS dengan indeks salinitas serta modifikasinya dan dikalibrasi dengan data lapangan untuk meningkatkan akurasinya. Selanjutnya, analisis spasio-temporal dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan salinitas 2014-2024 dan memprediksi tingkat salinitas tanah tahun 2030 menggunakan model numerik CA-Markov (Cellular Automata-Markov Chain), yang mensimulasikan perubahan spasial salinitas tanah berdasarkan probabilitas transisi dan faktor lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan variasi tingkat salinitas tanah yang signifikan berdasarkan analisis 44 sampel tanah. Wilayah utara Kota Pekalongan memiliki salinitas ekstrem (DHL 25,9 dS/m, total garam 2118,26 meq/L), sedangkan wilayah selatan didominasi tingkat salinitas lebih rendah daripada wilayah utara (DHL 0,036 dS/m, total garam 2,74 meq/L). Modifikasi Vegetation Soil Salinity Index (mVSSI) berbasis citra satelit mencapai akurasi tinggi (R² = 0,81 untuk DHL; R² = 0,80 untuk total garam), menunjukkan keandalan model dalam memprediksi salinitas tanah. Analisis temporal selama 2014–2024 mengindikasikan adanya fluktuasi salinitas tanah, dengan peningkatan signifikan di wilayah pesisir akibat banjir rob dan intrusi air laut. Prediksi dengan model CA-Markov menunjukkan tahun 2030, sekitar 3,04 km2 lahan terbuka di wilayah Kota Pekalongan akan mengalami salinitas ekstrem, sementara daerah yang diprediksi mengalami kategori salinitas tinggi sekitar 1,01-4,00 dS/m dengan luas 1,91 km2.