COVER Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Hilmy Taqiyuddin
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Sungai Sungai Citarum merupakan salah satu sungai terpenting di Pulau Jawa yang
memiliki peran vital dalam mendukung sektor pertanian, industri, dan pemukiman.
Sungai ini mengalir sejauh 297 km dari Situ Cisanti di Kabupaten Bandung hingga
Muara Gembong di pesisir utara Jawa Barat. Sepanjang alirannya, Sungai Citarum
menghadapi permasalahan banjir yang semakin meningkat baik dari sisi intensitas,
frekuensi, maupun cakupannya. Berbagai faktor turut memengaruhi kondisi ini,
seperti tingginya curah hujan, pasang surut air laut, penyempitan badan sungai akibat
perubahan tata guna lahan, serta keterbatasan infrastruktur pengendalian banjir.
Sistem pengendalian banjir yang ada saat ini dinilai belum mampu merespons
kompleksitas permasalahan tersebut secara optimal.
Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang sistem penanggulangan banjir di wilayah
hilir Sungai Citarum, khususnya pada segmen antara Waduk Jatiluhur hingga muara,
melalui pembangunan tanggul dan jetty sebagai infrastruktur utama. Analisis
dilakukan melalui pengumpulan data lingkungan seperti curah hujan, topografi,
pasang surut, dan karakteristik tanah. Perhitungan debit banjir menggunakan Metode
Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu, sementara pemodelan hidraulik dilakukan
dengan perangkat lunak HEC-RAS. Data pasang surut diperoleh dari program
ERGTide, dan analisis stabilitas tanggul dilakukan dengan bantuan perangkat lunak
GEO5 menggunakan debit banjir dengan periode ulang 10 tahun sebagai dasar
perencanaan.
Hasil studi menunjukkan bahwa desain tanggul dan jetty yang disesuaikan dengan
kondisi wilayah dapat meningkatkan efektivitas pengendalian banjir, khususnya di
daerah hilir yang rawan genangan. Rancangan ini diharapkan dapat memberikan
solusi teknis yang aplikatif untuk menurunkan risiko banjir secara signifikan serta
mendukung keberlanjutan permukiman dan infrastruktur di sepanjang Sungai
Citarum.
Perpustakaan Digital ITB