digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 8 Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Sinta Aprilia
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebutuhan minyak dan gas bumi di Indonesia terus meningkat, sementara produksi domestik menunjukkan tren penurunan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa produksi minyak mentah hanya mencapai 600 ribu barel oil per day (BOPD), jauh di bawah angka konsumsi sebesar 1,6 juta BOPD. Selisih antara produksi dan konsumsi gas alam juga semakin mengecil, membuat pembangunan infrastruktur pipa bawah laut menjadi kunci untuk mengoptimalkan distribusi energi dari fasilitas produksi lepas pantai ke konsumen. Oleh karena itu, studi ini menjadi sangat relevan dan krusial untuk memastikan sistem penyaluran yang efisien, aman, dan berkelanjutan. Dalam studi ini, analisis dimulai dengan menggunakan data lingkungan paling ekstrem di sepanjang jalur pipa. Data ini diolah melalui uji distribusi Kolmogorov-Smirnov untuk mendapatkan parameter desain lingkungan, termasuk tinggi gelombang signifikan, kecepatan arus, dan storm surge dengan periode ulang 1, 10, dan 100 tahun. Tahapan desain pipa mengikuti standar DNV-ST-F101 dengan mempertimbangkan kriteria kegagalan tekanan internal, tekanan eksternal. Penentuan tebal dinding pipa disesuaikan dengan katalog API 5L. Analisis kestabilan pipa bawah laut dilakukan sesuai standar DNV-RP-F109 untuk menentukan tebal lapisan selimut beton yang diperlukan agar pipa tetap stabil di dasar laut. Berdasarkan analisis, tebal beton yang diperlukan adalah 44 mm. Selanjutnya, studi ini juga menganalisis instalasi untuk mengoptimalkan konfigurasi lay barge dan memastikan tegangan serta regangan pada pipa memenuhi kriteria DNV-ST-F101. Analisis ini mempertimbangkan respons gerakan lay barge akibat delapan arah datang gelombang. Tahap desain terakhir adalah menentukan panjang bentang bebas maksimum yang diizinkan, yaitu 12.4 meter, berdasarkan kriteria screening fatigue dan ultimate limit state sesuai standar DNV-RP-F105, untuk mencegah kegagalan struktural.