COVER Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 8 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 9 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 10 Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Wildan Fandya Ar Rofi'I
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Secara geografis, Indonesia terletak di persimpangan empat lempeng tektonik utama.
Interaksi antara lempeng-lempeng ini telah menciptakan kondisi geologis yang sangat
menguntungkan bagi pembentukan cekungan sedimen dan akumulasi hidrokarbon.
Badan Geologi telah menerbitkan peta cekungan sedimen Indonesia yang meliputi 128
cekungan sedimen. Berdasarkan data terkini dari Kementerian ESDM dan SKK
Migas, Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas bumi yang signifikan. Hingga
tahun 2050 mendatang, pemanfaatan energi fosil minyak dan gas bumi (migas) masih
berperan penting dalam mengamankan pasokan energi nasional. Anjungan lepas
pantai, atau pelataran lepas pantai, adalah struktur atau bangunan yang dibangun di
lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi minyak dan gas tersebut. Desain
struktur anjungan lepas pantai memerlukan analisis yang tepat untuk memastikan
kegiatan di atasnya tidak terganggu. Pada tugas akhir ini, dilakukan pemodelan
struktur tipe fixed platform kaki empat dengan mengikuti standar API RP 2A WSD
sebagai syarat kelayakan struktur. SACS (Structural Analysis Computer System)
merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam proses pemodelan hingga analisis
anjungan lepas pantai tersebut. Dalam tugas akhir ini juga akan menampilkan hasil
analisis in-service dan pre-service. Analisis in-service yang dilakukan berupa in-place,
seismic, dan fatigue yang mengikuti standar API RP-2A WSD 21st Edition. Setelah itu
dilakukan analisis lifting dan upending dengan mengikuti standar DNVGL-ST-N001.
Di dalam proses lifting dan upending tersebut dibutuhkan crane barge. Eka Nusantara
3000 (EN3000) memiliki crane dengan main hook capacity sebesar 3.000 T @30 m
dan aux hook capacity sebesar 600 T @60 m. Derrick lay barge tersebut dipilih dan
membantu dalam kedua proses tersebut.
Perpustakaan Digital ITB