Emisi pencemar udara yang tinggi terjadi di DKI Jakarta. Dampak pencemaran udara membuat perlunya upaya pengendalian pencemaran udara. Dalam rangka pengendalian pencemaran udara diperlukan model jaringan pemantauan kualitas udara. Pemodelan jaringan pemantauan kualitas udara memerlukan beberapa parameter yaitu model densitas populasi penduduk, lokasi kantor pemerintahan, lokasi stasiun pemantauan udara yang telah ada, lokasi konstruksi, hasil multicriteria assessment dan jarak antartitik pengamatan. Pemodelan dilakukan dengan melakukan penentuan titik potensi, seleksi titik potensi, dan seleksi titik rekomendasi. Penentuan titik potensi didasarkan pada kriteria ESCAPE dan UDARA. Seleksi titik potensi dilakukan menggunakan model zona potensi titik pantau serta diskusi dengan Dinas Kebersihan. Seleksi titik rekomendasi dengan multicriteria assessment serta sebaran spasial titik tersebut. Pemodelan jaringan pemantauan kualitas udara menghasilkan luaran zona potensi titik pantau serta 81 titik potensi lokasi pemantauan kualitas udara. Potensi titik-titik tersebut diseleksi dengan mempertimbangkan landuse, jarak antartitik, dan kemudahan perizinan untuk mendapatkan 53 titik rekomendasi. 53 titik rekomendasi tersebut diseleksi dengan multicriteria assessment dan sebaran spasial untuk mendapatkan luaran yaitu 50 titik final lokasi stasiun pemantauan udara untuk seluruh wilayah DKI Jakarta.
Perpustakaan Digital ITB