COVER Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 8 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 9 Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Nadya Zsabilla Prawira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Pipa bawah laut memegang peranan vital untuk mentransportasikan CO? dalam
implementasi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). CO? mempunyai
risiko kebocoran tinggi, terutama saat instalasi yang melibatkan aktivitas manusia,
sehingga menjaga integritas pipa menjadi prioritas. Salah satu ancaman utama adalah
kerusakan fatigue akibat siklus tegangan berulang saat laybarge tidak dapat beroperasi
atau harus standby karena cuaca buruk atau gangguan peralatan sehingga pipa yang
menggantung mengalami siklus tegangan berulang. Studi ini mengusulkan metodologi
estimasi waktu allowable barge standby time terhadap umur fatigue untuk instalasi
pipa bawah laut dengan metode S-Lay, sebuah pendekatan yang belum banyak
dilaporkan dalam konteks proyek CCUS di Indonesia. Studi parametrik dilakukan
untuk dua skenario kedalaman dan menggunakan delapan arah gelombang. Analisis ini
mengevaluasi data tegangan riwayat waktu lalu menggunakan metode rainflow
counting melalui skrip Python untuk mengurai siklus tegangan. Akumulasi kerusakan
fatigue kemudian dihitung sesuai aturan Palmgren-Miner dengan acuan kurva S-N di
air laut dengan proteksi katodik tipe D berdasarkan DNV-RP-C203. Hasil analisis
menunjukkan bahwa dari keempat lokasi yang ditinjau (laybarge, stinger, sagbend,
dan seabed), stinger memiliki laju kerusakan fatigue tertinggi. Untuk menjaga
kerusakan fatigue tidak melebihi 3.3% dalam semua kondisi, barge standby time
ditetapkan maksimal 4 hari berdasarkan skenario terburuk. Selain itu, waktu standby
yang dihasilkan pada kedalaman maksimum relatif lebih singkat karena pipa yang
menggantung lebih panjang dan lebih responsif terhadap beban lingkungan. Kondisi
ini menyebabkan siklus tegangan kumulatif di area kritis (stinger) meningkat,
mempercepat akumulasi kerusakan fatigue dan memperpendek waktu menuju batas
kritis.
Perpustakaan Digital ITB