digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 8 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 9 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 10 Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Senna Keylaa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Kerusakan lelah (fatigue) akibat vortex-induced vibration pada bentang bebas (free span) merupakan salah satu ancaman utama bagi integritas pipa bawah laut. Studi ini menginvestigasi pengaruh dari dua parameter operasional, yaitu persentase corrosion allowance terpakai dan variasi seabed gap (e) terhadap umur lelah pipa. Pendekatan yang digunakan adalah analisis sensitivitas melalui skrip Python yang dikembangkan berdasarkan metodologi analisis fatigue pada single span sesuai standar DNV-RP-F105. Kasus uji memodelkan penggunaan corrosion allowance sebesar 0%, 50%, dan 100%, serta variasi seabed gap sebesar 0.5 m, 1.0 m, dan 2.0 m pada rentang panjang bentang 30–70 m. Umur lelah dihitung berdasarkan akumulasi kerusakan Palmgren-Miner dengan kurva S-N F3 (seawater with cathodic protection), dengan fokus pada vortex-induced vibration single-mode. Hasil menunjukkan bahwa di bentang kritis (saat umur lelah < 50 tahun), penggunaan 100% corrosion allowance dapat menurunkan umur lelah hingga 54% yang memperpendek batas bentang kritis dari 52 m menjadi 49 m. Sementara itu, peningkatan nilai seabed gap dari 0.5 m ke 2.0 m menurunkan umur lelah hingga 67%, menggeser batas bentang kritis dari 54 m menjadi 49 m. In-line Response Model teridentifikasi sebagai mode dominan (governing mode), sedangkan efek kedalaman terhadap tren penurunan umur lelah terbukti tidak signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa umur lelah pipa bawah laut sangat sensitif terhadap berkurangnya ketebalan dinding pipa akibat korosi dan jarak antara pipa dengan dasar laut sehingga kedua parameter tersebut penting untuk diperhatikan.