Plastik banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman karena sifatnya yang praktis
dan harganya terjangkau, namun sifatnya yang tidak dapat terurai menimbulkan tantangan
lingkungan yang serius. Di Bandung, pertumbuhan budaya kafé telah meningkatkan penggunaan
plastik sekali pakai, terutama gelas. Faktor-faktor konsumen seperti latar belakang pribadi,
perilaku konsumsi, kesadaran lingkungan, dan gaya hidup ramah lingkungan sangat
memengaruhi timbulan limbah plastik. Studi ini menemukan bahwa konsumen kafé di Bandung
menghasilkan rata-rata 972,05 gram limbah per konsumen per tahun, dengan kontribusi plastik
sebesar 451,76 gram (46,47%). Gelas plastik menjadi penyumbang utama, sementara
penggunaan tumbler saja memiliki efektivitas terbatas, sehingga dibutuhkan perubahan perilaku
atau sistemik yang lebih luas. Model regresi linier berganda yang digunakan adalah: Y = 134,84
+ 34,74X? ? 55,08X? ? 47,01X?, dengan Y adalah limbah plastik (g/tahun), X? frekuensi
kunjungan kafé, X? penggunaan tumbler, dan X? skor kesadaran lingkungan. Simulasi
menunjukkan peningkatan penggunaan tumbler 50% mengurangi limbah 1,1% (2,1 g/tahun),
pengurangan kunjungan 25% menurunkan 6,4% (12,5 g/tahun), dan peningkatan kesadaran 1
poin menurunkan 6,4% (12,4 g/tahun). Strategi gabungan menurunkan 7,5%, sedangkan
penerapan ketiganya sekaligus menurunkan hingga 13,36% (27,0 g/tahun).
Perpustakaan Digital ITB