COVER Jeffrey
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Jeffrey
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Jeffrey
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Jeffrey
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Jeffrey
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Jeffrey
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Jeffrey
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Berjalan adalah salah satu aktivitas manusia yang paling alami dan penting; gerakan ini
juga menawarkan manfaat kesehatan yang sederhana dan praktis. Namun, pola berjalan dapat
terganggu oleh variasi bentuk kaki, salah satunya dikenal dengan sebutan flat foot. Flat foot
ditandai dengan menurunnya atau hilangnya lengkung longitudinal medial. Kondisi ini dapat
memicu rasa tidak nyaman, ketidakstabilan, dan, seiring waktu, berisiko menimbulkan masalah
muskuloskeletal jangka panjang. Mengetahui seberapa besar flat foot dapat mengubah pola
berjalan sangatlah krusial, baik dalam konteks pemeriksaan klinis maupun dalam perumusan
program rehabilitasi yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kualitas pola berjalan
pada anak dengan kaki normal dan anak dengan flat foot. Analisis dilakukan menggunakan dua
parameter kuantitatif, yaitu Gait Deviation Index (GDI) dan Gait Variability Index (GVI).
Sebanyak 32 subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini terbagi atas 16 anak dengan kaki
normal dan 16 anak dengan flat foot. Data marker trajectories direkam melalui sistem motion
capture OptiTrack. Pola kinematik yang diperoleh kemudian diolah dengan program OpenSim
untuk menghitung nilai GDI dan GVI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok flat foot memiliki nilai GDI yang lebih
rendah dibandingkan kelompok normal, dengan nilai GVI yang masih berada di kisaran normal
walaupun terdapat selisih nilai GVI. Hal ini menandakan deviasi pada kelompok flat foot lebih
jauh dari pola optimal tetapi tidak mempengaruhi variabilitas berjalan secara signifikan. Hasil
penelitian ini juga membuktikan bahwa flat foot berdampak negatif terhadap kualitas dan
stabilitas pola berjalan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dukungan faktual bagi tenaga
kesehatan dalam membuat keputusan klinis dan merancang program rehabilitasi yang lebih
terarah dan efektif bagi pasien.
Perpustakaan Digital ITB