digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan utama pengelolaan sumber daya air di Indonesia adalah kurangnya sistem yang berkelanjutan dan terpadu, yang menyebabkan banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Salah satu wilayah yang terdampak adalah Kabupaten Deli Serdang, yang kemudian direncanakan pembangunan Bendungan Lau Simeme sebagai solusi. Bendungan ini dilengkapi bangunan pelimpah tipe pelimpah samping serta bangunan peredam energi untuk mengendalikan limpasan dan mencegah kerusakan morfologi sungai. Inovasi dilakukan dengan mengintegrasikan peredam energi berupa chute blocks langsung pada saluran peluncur pelimpah, membentuk sistem baffled chute spillway. Sistem ini bertujuan mereduksi energi sebelum aliran mencapai kecepatan tinggi di hilir. Efektivitas sistem dipengaruhi oleh bentuk chute blocks, jarak lateral antar blok, dan kemiringan saluran. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap ketiga aspek tersebut, mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Nugroho (2019) yang membahas jarak longitudinal chute blocks melalui pemodelan fisik. Dalam studi ini, pendekatan numerik digunakan menggunakan simulasi CFD untuk alasan efisiensi biaya, waktu, dan ketelitian. Tahap awal mencakup validasi antara pemodelan fisik dan numerik untuk menjamin kesesuaian data. Hasil studi menunjukkan bahwa desain optimal menggunakan chute blocks berbentuk kubus dengan jarak lateral 1H dan kemiringan saluran 2,5:1 (H:V). Optimasi ini menghasilkan disipasi energi sebesar 82,43% dan membuktikan bahwa modifikasi desain bentuk dan jarak lateral antar chute blocks mampu meningkatkan efektivitas peredaman energi pada baffled chute spillway Bendungan Lau Simeme.