COVER Fathimah Hilmy Suprapti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Fathimah Hilmy Suprapti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fathimah Hilmy Suprapti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fathimah Hilmy Suprapti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fathimah Hilmy Suprapti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fathimah Hilmy Suprapti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fathimah Hilmy Suprapti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Fathimah Hilmy Suprapti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Hutan tropis merupakan salah satu ekosistem paling kompleks dan produktif di dunia, namun kini mengalami penurunan luas yang signifikan, salah satunya akibat pertambangan. Di Indonesia, sektor ini masih memegang peran penting dalam perekonomian nasional, tetapi mengakibatkan dampak ekologis jangka panjang, seperti degradasi vegetasi, hilangnya habitat, dan terganggunya fungsi ekosistem. Untuk memitigasi dampak tersebut, pemerintah menetapkan kewajiban reklamasi melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018. Namun, secara ekologi, regulasi ini belum mempertimbangkan keberlanjutan, khususnya dalam mendukung suksesi dan pemulihan keanekaragaman hayati. Suksesi dan keanekaragaman menentukan apakah ekosistem hasil reklamasi dapat menopang kehidupan jangka panjang, menyediakan jasa ekosistem, dan membentuk self-sustaining ecosystem.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat keberjalanan suksesi dan diversifikasi alami pada lahan reklamasi pascatambang PT Kaltim Prima Coal (KPC), dengan tujuan utama: (1) perubahan komposisi spesies dan keanekaragaman antar umur revegetasi, (2) perubahan struktur tegakan, (3) potensi jasa ekosistem berupa simpanan karbon, (4) dinamika suksesi sebagai bentuk assisted succession, dan (5) lokasi dengan performa terbaik dalam suksesi, diversifikasi, dan simpanan karbon. Pendekatan chronosequence digunakan dengan membandingkan site reklamasi berumur <5 tahun, 5–10 tahun, dan >10 tahun.
Hasil menunjukkan bahwa bentuk hidup perdu tidak mengalami perubahan signifikan (H' < 1), dengan dominasi Miconia crenata. Pada tumbuhan bawah selain perdu, keanekaragaman menurun dengan umur. Pada pohon, spesies alami seperti Leea indica, Carallia brachiata, dan Piper aduncum mendominasi pada umur >10 tahun, disertai kemunculan famili Dipterocarpaceae. Struktur tegakan acak, kecuali Bendili dan Peri (>10 tahun) yang mendekati kurva J terbalik. Rata-rata simpanan karbon atas permukaan meningkat: 17,7 ton/ha (<5 tahun), 46,31 ton/ha (5–10 tahun), dan 81,98 ton/ha (>10 tahun). Hasil juga menunjukkan bahwa site Bendili (>10 tahun) memiliki performa terbaik dengan indeks keanekaragaman 2,46, munculnya 15 spesies yang muncul spontan (tidak ditanam), dan simpanan karbon atas permukaan 168,01 ton/ha.
Perpustakaan Digital ITB