digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT PHE OSES menghadapi tantangan signifikan dalam perencanaan tenaga kerja akibat tingginya tingkat kekosongan posisi operator dan teknisi setelah reorganisasi besar-besaran. Perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang optimal untuk mencapai target produksi dan memenuhi rencana strategis jangka panjangnya. Sebagai bagian dari strategi sumber daya manusia, PHE OSES telah mengimplementasikan program Bimbingan Keahlian Juru Teknik (BKJT) dan Bimbingan Profesi Ahli (BPA) untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja dan memastikan ketersediaan tenaga kerja terampil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan wawancara kepada pejabat kunci di PHE OSES, termasuk VP Human Capital, VP Produksi Operasi, SM Produksi & Proyek, serta karyawan baru dari program BKJT dan BPA. Data yang dikumpulkan dari wawancara tersebut, bersama dengan data sekunder, dianalisis untuk mengevaluasi efektivitas proses perencanaan tenaga kerja, dengan fokus pada peramalan permintaan dan pasokan, pelatihan, serta strategi rekrutmen. Penelitian ini menyoroti keberhasilan dan tantangan dari program BKJT dan BPA dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di PHE OSES, mengidentifikasi celah utama, serta mengusulkan solusi yang dapat diimplementasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun program BKJT dan BPA telah memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja, perbaikan masih diperlukan dalam hal peramalan permintaan, prioritas rekrutmen, dan perencanaan suksesi. Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan peramalan permintaan, memperbesar upaya rekrutmen untuk peranperan spesialis, memperkuat program pelatihan, dan menerapkan kerangka perencanaan suksesi formal untuk memastikan tenaga kerja yang berkelanjutan dan terampil di masa depan.