digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gilang Hartama
PUBLIC Open In Flipbook Ridha Pratama Rusli

Studi ini mengkaji penerapan co-firing biomassa dengan rasio campuran antara 3% hingga 45% sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara. Penelitian ini mengevaluasi kelayakan dari perspektif teknis, lingkungan, dan ekonomi. Secara teknis, panas yang dihasilkan dari proses co-firing sebanding dengan yang dihasilkan dari pembakaran batu bara murni. Analisis dilakukan menggunakan data operasional harian, termasuk konsumsi batu bara, beban listrik, temperatur furnace, dan pengukuran Specific Fuel Consumption (SFC). Hasil menunjukkan bahwa penambahan sekam padi hingga 45% tidak mengganggu stabilitas operasional pembangkit listrik. Konsumsi batu bara menurun seiring peningkatan persentase sekam padi, tanpa mengurangi output listrik yang tetap stabil dalam rentang 126–139 MW. Temperatur furnace juga tetap stabil, bahkan pada campuran 45% menunjukkan kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan campuran lainnya. Meskipun nilai SFC sedikit meningkat pada campuran sekam padi, efisiensi sistem secara keseluruhan tetap terjaga dengan baik. Dari segi lingkungan, penerapan co-firing menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tetap berada di bawah batas yang telah ditetapkan. Secara ekonomi, pada skenario co-firing sebesar 5%, penghematan tahunan mencapai Rp6.251.729.419, dan mencapai puncaknya sebesar Rp27.702.681.170 per tahun pada co-firing 45%, yang menunjukkan kelayakan finansial. Dengan demikian, pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar cofiring pada PLTU Pangkalan Susu 2x200 MW merupakan solusi yang layak dan strategis.