digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Laporan TA
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha Ringkasan

DAS Cisadane merupakan wilayah strategis yang memasok kebutuhan air lintas sektor di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara ketersediaan dan kebutuhan air pada sektor domestik, irigasi, dan industri serta memprediksi dampak skenario perubahan kebutuhan dan ketersediaan air dengan pendekatan Water-Energy-Food (WEF) nexus. Pemodelan dilakukan menggunakan perangkat lunak WEAP dengan debit andalan (Q??) yang diacu dari dokumen Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) WS Ciliwung– Cisadane 2024/2025. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata debit hulu Sungai Cisadane sebesar 47,23 m³/s, dengan kontribusi signifikan dari anak sungai seperti Cisabi (21,12 m³/s) dan Cianten (6,98 m³/s). Kebutuhan air terbesar berasal dari sektor domestik (291,96 m³/s), diikuti irigasi (130,97 m³/s) dan industri (21,57 m³/s), yang selaras dengan dominasi lahan permukiman. Validasi model terhadap data debit AWLR Bendung Pasar Baru menunjukkan hasil yang baik dengan nilai R sebesar 0,94, R² sebesar 0,89, NSE sebesar 0,88, dan KGE sebesar 0,90. Pada kondisi baseline, sektor domestik menunjukkan coverage tertinggi (100%) tanpa unmet demand, sedangkan sektor irigasi mencatat coverage rata-rata sebesar 83,99% dengan unmet demand kecil (0,007 m³/s), dan sektor industri hanya mencapai coverage 49,99% dengan unmet demand tertinggi (10,77 m³/s). Ketidakseimbangan ini mencerminkan pengaruh prioritas alokasi dan pola konsumsi yang berbeda antar sektor.Analisis skenario pada kondisi sangat kering menunjukkan adanya trade-off lintas sektor. Pada Skenario 5 (ekspansi PDAM), unmet demand domestik meningkat hingga sekitar 625%, disertai kenaikan defisit irigasi sebesar 15% dan industri sebesar 2%. Pada Skenario 6 (penurunan lahan irigasi), unmet demand domestik justru melonjak lebih dari 11.000% meskipun defisit irigasi sedikit menurun (sekitar -3%). Pada Skenario 7 (tekanan industri), unmet demand industri meningkat moderat (sekitar 5,3%) tanpa dampak signifikan pada sektor lain. Skenario 8 (gabungan) menunjukkan risiko sistemik tertinggi dengan lonjakan simultan pada semua sektor: domestik sebesar 628%, irigasi sebesar 11%, dan industri sebesar 7,8%. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pengelolaan air berbasis sektoral tidak memadai untuk menghadapi krisis air di masa depan. Pendekatan lintas sektor berbasis WEF nexus diperlukan untuk meminimalkan trade-off, meningkatkan efisiensi, serta menjaga keberlanjutan dan ketahanan sumber daya air di DAS Cisadane secara lebih adil dan adaptif.