COVER Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Rakha Faizulhaq
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Super Reinforcement with Flexibility (SRF) adalah metode perkuatan struktur yang dikembangkan di Jepang dengan melekatkan tenunan serat poliester pada struktur dengan pelekat resin poliuretana. Perkuatan SRF menggunakan bahan dengan modulus elastisitas sangat rendah (4500 MPa) dan daktilitas tinggi. Pada penelitian ini, perilaku lentur balok tumpuan sederhana yang diperkuat dengan SRF dianalisis menggunakan pemodelan elemen hingga (FEM) yang dilakukan pada perangkat lunak Abaqus. Balok dibebani pada konfigurasi pembebanan tiga titik (three-point loading). Dimensi balok adalah 300 mm × 300 mm × 2700 mm, tulangan lentur 3D16 pada daerah tarik dan 2D16 pada daerah tekan, dan tulangan sengkang D10-125. Ketebalan SRF divariasikan untuk setiap spesimen (2,5 mm sampai 5 mm).
Hasil analisis elemen hingga (FEA) menunjukkan bahwa perkuatan SRF dapat meningkatkan kuat lentur dan daktilitas spesimen, dengan peningkatan kekuatan 23,29% hingga 33,38% dibandingkan spesimen kontrol. Namun, peningkatan kekuatan diamati semakin kecil seiring bertambahnya ketebalan perkuatan. Mode kegagalan untuk seluruh spesimen adalah hancurnya beton setelah lelehnya baja di daerah tarik. Hasil FEA juga dibandingkan dengan perhitungan panduan ACI 440.2R-23 dan JSCE SCCS CES41. Hasil FEA memberikan beban ultimit yang mendekati prediksi panduan dengan konsistensi yang baik, namun memberikan mode kegagalan yang berbeda.
Perpustakaan Digital ITB