digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Widyanti Fitriany Patonah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Bambu merupakan komoditas hasil hutan bukan kayu yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti kayu, salah satunya adalah bambu betung (Dendrocalamus asper Backer ex K.Heyne). Hal tersebut dikarenakan beberapa sifat khas yang dimilikinya, seperti kekuatan dan sifat lenturnya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisis dan mekanis bambu betung (Dendrocalamus asper Backer ex K.Heyne) berdasarkan perbedaan kondisi tempat tumbuh (daerah kering dan basah) dan posisi batangnya (pangkal, tengah, ujung). Sifat fisis yang dianalisis meliputi kadar air, kerapatan, dan kembang susut, sedangkan uji mekanis meliputo kekuatan tekan sejajar serat, tarik sejajar serat, dan kekuatan lenturnya (MOE/MOR). Ukuran contoh uji dan pengujian sifat fisis mengacu pada standar ISO 22157 : 2019, sedangkan sifat mekanis GB/T15780 : 1995. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren kadar air bambu betung cenderung menurun dari pangkal ke ujung. Kerapatan, kekuatan tekan, modulus elastisitas (MOE), dan modulus patah (MOR) menunjukkan hasil sebaliknya, sedangkan pengujian kembang susut dan kekuatan tarik menunjukkan hasil yang fluktuatif. Rata-rata pengujian fisis dan mekanis diperoleh dengan hasil sebagai berikut, kadar air sebesar 8,8 - 11,48%, kerapatan sebesar 827,01 - 918,9 kg/m³, swelling 8,25 - 8,62%, MOE sebesar 4904, 94 - 12082,66 MPa, MOR sebesar 95,66 - 156,87 MPa, kekuatan tarik sejajar serat sebesar 1112 - 1300,75 MPa, dan kekuatan tekan sejajar serat sebesar 57,47 - 62,84. Posisi batang memiliki pengaruh yang nyata dibandingkan kondisi tempat tumbuh. Selain itu, bagian ujung bambu memiliki hasil yang lebih baik untuk sifat fisis dan mekanisnya. Oleh karena itu, bambu betung bagian ujung baik dari daerah kering maupun basah masih dapat dimanfaatkan untuk bahan baku bangunan, material komposit, seperti bambu laminasi, atau penggunaan konstruksi lainnya.