digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Adila Asfani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Adila Asfani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Adila Asfani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Adila Asfani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Adila Asfani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Muhammad Adila Asfani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Adila Asfani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Menurut Permen ESDM No 25 Tahun 2018, Sisa hasil pengolahan atau biasa dikenal dengan tailing merupakan material residu atau produk samping yang tersisa setelah proses pengolahan dan/atau pemurnian mineral atau batubara. Material ini perlu dikelola dengan hati-hati karena dapat berdampak terhadap lingkungan. Namun, tailing timah aluvial masih sering mengandung kadar timah dan mineral berharga lainnya yang bisa diolah lebih lanjut sehingga penting untuk mengestimasi volumenya. Penelitian ini membandingkan lima metode estimasi volume yaitu inverse distance square, nearest neighbor point, moving average, ordinary kriging, dan ordinary cokriging dengan variasi ukuran grid 12.5 m × 12.5 m, 25 m × 25 m, dan 50 m × 50 m. Proses estimasi dilakukan dengan memotong topografi dan bottom dari masing-masing metode estimasi menggunakan perangkat lunak Isatis.neo. Berdasarkan hasil validasi dan volume, metode ordinary cokriging terbukti paling akurat untuk mengestimasi volume karena adanya penambahan variabel sekunder berupa data ground penetrating radar. Hal ini ditunjukkan oleh nilai korelasi, intercept, dan slope yang stabil, yaitu 0.83, -1.45, dan 0.576. Selain itu, hasil volume yang didapat dari metode ordinary cokriging juga memiliki perbedaan yang paling kecil dengan volume baseline dengan rentang perbedaan hanya 0-1%.