digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Andrea Valentina Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Presa Genta Engineering merupakah salah satu perusahaan manufaktur yang merancang dan menghasilkan tools dan komponen pemesinan, seperti punch, die, dan jig fixture. Saat ini, perusahaan belum memiliki metode yang baku dalam menentukan biaya dari setiap produk, khususnya biaya tidak langsung. Hal ini menyebabkan ketidakyakinan pemilik terhadap hasil perhitungan biaya yang dilakukan. Kesalahan perhitungan biaya ini dapat menyebabkan potensi kerugian terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini akan berfokus untuk menganalisis penerapan metode activity-based costing dalam perhitungan biaya produksi produk dan membandingkannya dengan metode perhitungan biaya existing perusahaan. Produk yang akan menjadi objek biaya adalah tangki penyimpanan. Metode existing pada perusahaan menjumlahkan ongkos produk dengan biaya marketing, biaya engineering, dan biaya overhead. Selain ongkos produk, ketiga biaya lainnya diperoleh dari persentase total ongkos produk. Sedangkan, metode activity-based costing dilakukan dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung produk terkait. Biaya tidak langsung tersebut diperoleh dengan mengalokasikan seluruh biaya tidak langsung ke berbagai aktivitas dalam perusahaan dan membebankannya ke setiap produk sesuai dengan cost driver-nya. Hasil perhitungan kedua metode berbeda. Metode existing menghasilkan angka Rp29.767.065,00. Sedangkan, metode activity-based costing menghasilkan angka Rp34.447.876,00. Berdasarkan perhitungan ini, produk storage tank dapat dikatakan mengalami undercosting.