Dalam industri manufaktur, indeks ketidakhadiran pekerja memiliki dampak
signifikan terhadap produktivitas di lingkungan kerja. Semakin tinggi indeks
ketidakhadiran pekerja di pabrik/industri manufaktur, maka beban
Perusahaan untuk pembiayaan pekerja (overhead cost) juga akan semakin
tinggi. Pembiayaan pekerja sangat sensitif untuk industri manufaktur karena
berkaitan langsung dengan rasio biaya produksi dibandingkan dengan output
yang dihasilkan.
Beban pembiayaan pekerja diklasifikasikan sebagai biaya produksi
(operational cost) bersamaan dengan biaya yang lain seperti biaya
pemeliharaan mesin, biaya beban listrik/air, atau biaya lainnya yang
jumlahnya akan mempengaruhi besaran nilai untuk menghasilkan sebuah
produk di industri manufaktur. Oleh karena itu Perusahaan memandang perlu
untuk melakukan monitor dan kontrol atas biaya produksi tersebut untuk
meningkatkan daya saing (competitiveness) dengan kompetitor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa absensi yang tinggi dapat menjadi
indikator rendahnya motivasi, kesejahteraan karyawan, atau masalah
kesehatan. Oleh karena itu, strategi yang dapat diimplementasikan untuk
meningkatkan produktivitas melalui pengelolaan absensi antara lain seperti
Program Kesehatan dan Kesejahteraan, Sistem Insentif dan Pengakuan,
Komitmen terhadap Keseimbangan Kerja-Hidup, Pendekatan Proaktif
terhadap Kesehatan Mental, dan Pemantauan dan Analisis Absensi.
Dengan metode strategi pengambilan keputusan untuk mengurangi
ketidakhadiran, maka Perusahaan dapat meningkatkan produktifitas pekerja
dan dapat meningkatkan daya saing.