digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Manufaktur adalah industri yang melibatkan produksi sebagai bagian paling penting dalam keberjalanan bisnis. Analisis biaya penting bagi bisnis manufaktur untuk menghitung biaya produksi yang digunakan dalam menentukan harga jual. Tanpa analisis yang cermat, akan timbul distorsi informasi bagi tim manajemen dalam mengambil keputusan. PT.XYZ adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Bandung. Perusahaan tersebut mengimplementasikan metode Traditional Cost Accounting (TCA) untuk menghitung biaya produksi tiap produknya, menyebabkan beberapa biaya menjadi lebih murah (under costing) atau lebih mahal (over costing) dibanding yang sebenarnya. Metode Activity Based Costing (ABC) digunakan dalam penelitian ini untuk mengatasi kekurangan dari metode TCA, mengaplikasikan biaya overhead ke beberapa cost driver untuk menghasilkan biaya produksi yang lebih terfokus ke tiap produk. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan dan menghitung biaya produksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara secara langsung dengan pemilik usaha. Sementara data sekunder berupa data keuangan bulan operasional bisnis tahun 2024 yang diberikan oleh perusahaan. Hasil analisis menunjukan bahwa biaya produksi yang dihitung menggunakan metode TCA untuk Plain Color Hijab dan Mix Color and Pattern Hijab terhitung over costed, sementara biaya produksi Full Pattern Hijab terhitung under costed. Hasil juga menunjukkan bahwa metode ABC menghasilkan perhitungan yang lebih akurat, tidak seperti metode TCA yang hanya mengandalkan volume sebagai satu-satunya cost driver. Berdasarkan penelitian, direkomendasikan bagi PT.XYZ untuk mempertimbangkan menggunakan ABC untuk perhitungan biaya produksi dengan hasil yang lebih akurat. Namun, beberapa limitasi yang hadir bersama metode tersebut juga perlu dipertimbangkan.