digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Fly ash dan bottom ash (FABA), sebagai residu pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak dikelola secara berkelanjutan. Di sisi lain, karakteristiknya memungkinkan FABA dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alternatif metode pemanfaatan FABA yang optimal di PLTU Tarahan, Lampung, serta menilai relevansi dan keterkaitan antar kriteria dan subkriteria penilaian melalui pendekatan Analytical Network Process (ANP). Sebelum tahap ANP, dilakukan identifikasi kriteria, subkriteria, dan alternatif melalui studi literatur dan wawancara mendalam, diikuti analisis keterkaitan antar subkriteria menggunakan metode Driving & Dependence Power Analytic (DDPA). Hasil DDPA menghasilkan delapan subkriteria yang digunakan untuk membentuk struktur jaringan ANP. Data diperoleh dari kuesioner perbandingan berpasangan yang melibatkan 23 responden ahli dari kalangan akademisi/peneliti, praktisi, dan pemerintah, kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak SuperDecisions®. Empat alternatif dianalisis: bahan campuran pembenah tanah, campuran mortar, bahan pembuatan pupuk biosilika, dan pengganti karbon aktif. Hasil menunjukkan bahwa subkriteria permintaan pasar (0,148) dan penerimaan masyarakat (0,148) paling dominan dalam pengambilan keputusan. Alternatif campuran mortar menempati prioritas utama (0,37167), diikuti bahan pembenah tanah (0,26544), pupuk biosilika (0,21986), dan karbon aktif (0,14303).Studi ini menyajikan pendekatan evaluatif terpadu, melengkapi studi sebelumnya yang bersifat parsial, dan merekomendasikan pengembangan mortar sebagai strategi prioritas dalam kebijakan pemanfaatan FABA di PLN dengan tetap mempertimbangkan potensi adaptasi alternatif lainnya secara bertahap. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar dalam penyusunan kebijakan pengelolaan FABA di lingkungan PLN.