digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Patar Putra Natama Nainggolan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Masalah dalam merencanakan dan mengendalikan jadwal proyek yang berpotensi mengakibatkan keterlambatan dan peningkatan biaya overhead merupakan masalah umum yang sering dihadapi oleh kontraktor kecil di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran praktik perencanaan dan pengendalian jadwal, mengidentifikasi masalah perencanaan dan pengendalian jadwal, serta menganalisis faktor penyebab masalah penjadwalan yang terjadi pada empat kontraktor kecil di Wilayah Bandung Raya yang memiliki kontrak payung dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan narasumber dari masing-masing perusahaan kontraktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa praktik penjadwalan pada kontraktor kecil sangat bergantung pada pengalaman dan berorientasi pada kecepatan penyelesaian. Ditemukan bahwa masalah penjadwalan bersumber dari kelemahan dalam tiga tahapan utama penjadwalan. Pada tahap perencanaan, masalah yang terjadi adalah perencanaan yang kurang matang, disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia dan pola pikir yang reaktif. Hal ini berakibat pada jadwal yang tidak detail dan tidak andal. Pada tahap eksekusi, masalah yang terjadi adalah keterlambatan pengiriman material akibat kegagalan penggunaan rencana jadwal dan kesalahan eksekusi akibat kurangnya kompetensi staf. Pada tahap pengendalian, masalah yang terjadi adalah kegagalan rencana kerja mingguan, rencana material, dan alur kerja. Faktor penyebab utama dari hasil analisis mencakup keterbatasan sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), manajemen profesional yang lemah (ketergantungan pada pengalaman, kurang kolaborasi, pola pikir reaktif), dan ketidakpastian dari pihak eksternal (user, konsultan, supplier, dan cuaca). Penelitian ini menyimpulkan adanya rantai sebab-akibat yang jelas, di mana keterbatasan sumber daya internal diperparah oleh pola pikir manajemen yang tidak proaktif, sehingga menghasilkan perencanaan yang buruk sehingga rentan terhadap gangguan eksternal.