digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan kontraktor kecil di Bandung Raya memiliki tingkat pertumbuhan yang signifikan. Hal ini menyebabkan persaingan ketat pada level kontraktor kecil sehingga dipaksa meningkatkan daya saing. Untuk meningkatkan daya saing, kontraktor kecil mengikuti lelang terbuka proyek konstruksi di LPSE. Kontraktor kecil hanya dapat menyelenggarakan jasa konstruksi pada segmen pasar yang berisiko kecil, teknologi sederhana dan biaya rendah namun sebelum mengikuti lelang di LPSE agar dapat bersaing, kontraktor kecil harus memiliki modal sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan menang lelang. Selain itu perlu mengidentifikasi faktor dominan gagal untuk mengantisipasi kegagalan saat proses penyusunan dokumen lelang dan menentukan strategi terbaik penawaran harga agar menjadi penawar harga terendah (the lowest bid). Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat lima faktor utama penunjang keberhasilan: Penawaran Harga, Staff & Tenaga Ahli, Finansial & Aset, Hubungan Eksternal dan Regulasi Pemerintah. Dari kelima faktor utama tersebut dianalisis menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan memberi kesimpulan bahwa Staff & Tenaga Ahli merupakan faktor penunjang yang paling berpengaruh dengan eigenvector sebesar 35,8%. Terdapat analisis yang lebih spesifik terhadap sub-faktor penunjang keberhasilan lelang. Dari 21 faktor yang dianalisis menggunakan Relative Importance Index (RII) didapatkan sub-faktor tim lelang dan estimator yang berpengalaman merupakan skor tertinggi dengan nilai 0,967 dan 0,950. Disisi lain, proses pada saat penyusunan dokumen lelang merupakan hal terpenting. Karena syarat untuk memenangkan lelang adalah memenuhi segala persyaratan dokumen lelang dan pemberikan penawaran terendah. Setelah diidentifikasi terhadap 570 paket pekerjaan konstruksi pada periode 2020-2023 di LPSE Bandung Raya dan dilakukan analisis kuantitatif pada faktor penyebab gagal lelang didapatkan bahwa persyaratan Personil Inti dan Surat Dukungan Alat/Material merupakan faktor dominan penyebab peserta gagal dalam lelang dengan persentase 20,76% dan 19,57%. Selain itu dalam strategi penawaran harga dengan menggunakan metode Friedman, Gates dan Ackoff & Sasieni dan dianalisis menggunakan Multi Distribusi Diskrit (MDD), Multi Distribusi Normal (MDN) dan Single Distribusi Normal (SDN) disimpulkan bahwa metode Friedman yang dianalisis Multi Distribusi Diskrit (MDD) adalah yang paling optimum dengan besaran mark up optimum sebesar 24% dari Estimated cost yang memberikan perkiraan Probabilitas menang sebesar 60,3% dan perkiraan expected profit sebesar 14,5%.