COVER Hazim Setiawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Hazim Setiawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Hazim Setiawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Hazim Setiawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Hazim Setiawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Hazim Setiawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Hazim Setiawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Hazim Setiawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian ini berfokus pada analisis kualitas tanah di lahan revegetasi pasca
tambang emas PT. Citra Palu Minerals di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Latar
belakang penelitian didasarkan pada dampak negatif aktivitas pertambangan yang
menyebabkan degradasi tanah, seperti hilangnya lapisan topsoil, penurunan
kesuburan, dan ketidakseimbangan unsur hara. Tujuan penelitian adalah untuk
mendeskripsikan sifat fisik dan kimia tanah di area revegetasi, area stock soil, area
hutan alam sekunder, dan area tailing di PT. Citra Palu Minerals, serta
membandingkan kualitas tanah yang berbeda tersebut berdasarkan parameter
terpilih dengan metode PCA (principal component analysis).
Pengambilan sampel tanah dilakukan di berbagai lokasi, termasuk area dengan
umur reklamasi berbeda (2019????2024), stock soil, hutan alam sekunder, dan
tailing/DTMF (Dry Tailing Management Facility). Metode yang digunakan
meliputi pengambilan sampel tanah dengan teknik stratified random sampling dan
analisis komposit pada kedalaman 1????20 cm. Peralatan dan bahan yang digunakan
antara lain bor auger, core sampler, dan kantong plastik, sedangkan analisis data
dilakukan menggunakan software ArcGIS, SPSS, dan Microsoft Excel. Data tanah
dianalisis untuk parameter fisik (tekstur) dan kimia (pH, C-organik, N-????????????????????????????????????????????????????
???????????????????? ???????????????????????????? ???????????????????????? ???????????????????????????????????????? ???????????????????????? ???????????????????????????????? ???????????????? ???????????????????????????????????????? ???????????????????????????? ???????????????????????????? ????????????????
digunakan untuk menentukan parameter kunci (Minimum Data Set/MDS) dan
menghitung IKT (Indeks Kualitas Tanah).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa area revegetasi memiliki tekstur lempung
berpasir dengan pH alkalis (8,5????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
yang relatif tinggi, namun kandungan C-organik rendah (0,21????2,12%). Sementara
itu, hutan alam sekunder memiliki kualitas tanah terbaik dengan C-organik tinggi
(2,59%) dan pH netral, sedangkan area tailing mengalami degradasi parah dengan
tekstur lempung berdebu dan C-organik sangat rendah (0,23%). Berdasarkan
analisis PCA, parameter dominan yang memengaruhi ????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
C-organik, dan kandungan liat. Hasil perhitungan IKT menunjukkan bahwa tanah
di sebagian besar area termasuk kategori "Rendah" (IKT 0,20????0,39), kecuali area
reklamasi 2020, 2021, dan tailing yang masuk kategori "Sedang" (IKT 0,40????0,59).
Penelitian ini telah mengidentifikasi variasi sifat fisik dan kimia tanah di empat area
studi. Pola perbedaan parameter tanah tidak menunjukkan keterkaitan yang jelas
dengan umur revegetasi dari termuda hingga tertua, meskipun secara umum terlihat
bahwa area revegetasi memang mengalami perbaikan sifat kimia tanah dibanding
tailing/DTMF, walaupun masih dalam tahap awal pemulihan dibandingkan dengan
kondisi hutan alam sekunder, terutama dalam hal kandungan bahan organik dan stabilitas tanah, dengan stock soil menunjukkan karakteristik peralihan antara kedua
kondisi tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pemulihan tanah
membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mencapai kualitas yang optimal.
Perpustakaan Digital ITB