Doksorubisin sebagai bagian dari regimen kemoterapi kanker payudara telah lama
diketahui berpotensi menyebabkan kardiotoksisitas, yang ditandai dengan
penurunan nilai left ventricular ejection fraction (LVEF). Deteksi dini terhadap
perubahan fungsi jantung sangat penting untuk mencegah perkembangan gagal
jantung yang membahayakan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis tren penurunan LVEF, kejadian kardiotoksisitas, serta faktor-faktor
risiko yang berhubungan pada pasien kanker payudara yang menerima kemoterapi
doksorubisin di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakan
desain kohort retrospektif dengan mengkaji data rekam medis pasien yang
menjalani kemoterapi doksorubisin. Data LVEF diperoleh melalui hasil
ekokardiografi sebelum dan setelah setiap siklus kemoterapi. Analisis tren
penurunan nilai LVEF dilakukan dengan menggunakan metode Mann-Whitney Utest dan Wilcoxon Signed Rank test serta dilakukan uji bivariat untuk
mengidentifikasi hubungan antara faktor risiko dan kejadian kardiotoksisitas. Hasil
menunjukkan bahwa terjadi penurunan LVEF yang bermakna secara statistik mulai
setelah siklus ke-3 hingga ke-6 kemoterapi (p<0,05), dengan penurunan median
sebesar 4–5%. Kejadian kardiotoksisitas tercatat sebesar 4,62%, dengan tambahan
3,85% pasien mengalami borderline low LVEF. Faktor usia (p = 0,047) dan riwayat
hypertensive heart disease (HHD) (p = 0,034) menunjukkan hubungan bermakna
secara statitik terhadap kejadian disfungsi ventrikel kiri, namun tidak ada faktor
yang menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan kejadian
kardiotoksisitas. Penurunan LVEF yang signifikan sejak siklus ke-3 kemoterapi,
menegaskan pentingnya pemantauan fungsi jantung secara berkala sebagai strategi
utama dalam deteksi dini dan pencegahan progresi kardiotoksisitas. Identifikasi
faktor-faktor risiko seperti usia dan riwayat penyakit kardiovaskular memberikan
dasar untuk stratifikasi risiko dan pengambilan keputusan terapi yang lebih amanf
dan individual.
Perpustakaan Digital ITB