digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Doksorubisin merupakan salah satu terapi yang umum digunakan dalam pengobatan kanker payudara di Indonesia, namun berisiko menyebabkan kardiotoksisitas pada penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penurunan LVEF, parameter kardiotoksisitas doksorubisin, dalam hubungannya dengan karakteristik pasien kanker payudara menerima terapi doksorubisin di RS Khusus Kanker MRCCC Siloam Semanggi. Metode penelitian yang dilakukan adalah kohort retrospektif dengan menggunakan data rekam medis kanker payudara yang menerima doksorubisin periode 2019 hingga 2020. Parameter outcome diambil dari hasil ekokardiografi dengan minimal adanya nilai awal sebelum memulai terapi pengukuran follow up. Metode analisis dilakukan dengan uji nonparametrik, yaitu Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis dengan nilai p<0,05 dianggap bermakna secara statistik. Dari 29 subjek penelitian, hasil menunjukkan rata-rata subjek penelitian memiliki usia 47,14 ± 6,96 tahun, berat badan 59,53 ± 8,46 kg, dan median tinggi badan 153,00 (9,5) cm. Rata-rata IMT subjek penelitian 25,21 ± 4,09 kg/m2 yang tergolong kelebihan berat badan dengan BSA 1,57 ± 0,12 m2 . Selanjutnya, hasil juga menunjukkan adanya pola penurunan persentase perubahan LVEF pada subjek penelitian dengan median persen penurunan -1,43%, -8,29%, dan -17,33% dari tiga periode waktu dan adanya hubungan antara data onkologi pasien dengan penurunan LVEF, yaitu ER dan PR, yang menunjukkan ER dan PR negatif signifikan (p=0,023) menurunkan LVEF pada subjek. Saran dari penelitian ini diperlukannya penelitian dengan data multisenter agar hasil dan jumlah memadai dan diperlukannya pembuatan panduan praktik klinis (PPK) dalam pengukuran LVEF selama terapi doksorubisin untuk penelitian dan deteksi dini yang lebih baik.