Doksorubisin dan trastuzumab merupakan terapi efektif untuk kanker payudara, tetapi
keduanya berpotensi menyebabkan kardiotoksisitas yang ditandai dengan penurunan nilai left
ventricular ejection fraction (LVEF). Deteksi dini dan identifikasi faktor risiko sangat penting
untuk menyesuaikan regimen efektivitas terapi sekaligus meminimalkan efek samping.
Penelitan ini bertujuan menganalisis tren penurunan LVEF, kejadian kardiotoksisitas, serta
faktor yang berhubungan pada pasien kanker payudara yang mendapat doksorubisin
dengan/tanpa trastuzumab. Desain penelitian ini menggunakan kohort retrospektif
menggunakan data rekam medis pasien di RSK Dharmais. Sampel terdiri atas pasien
perempuan ?18 tahun dengan data ekokardiografi serial metode Simpson’s Biplane (baseline
dan ?1 pemeriksaan lanjutan), serta pemantauan hingga >3 tahun. Analisis statistik dilakukan
menggunakan Mann-Whitney U untuk tren penurunan LVEF, uji Chi-Square untuk hubungan
faktor risiko, serta menggunakan Cox Proportional Hazard untuk risiko relatif. Dari 301
pasien, terdapat penurunan LVEF bermakna pada siklus ke-4, ke-6, dan pada pemantauan lebih
dari 3 tahun pasca terapi dibandingkan dengan baseline. Kardiotoksisitas terjadi pada 20
pasien (6,65%), sedangkan 72 pasien (23,92%) mengalami penurunan LVEF kategori
borderline low. Faktor risiko yang berhubungan dengan kardiotoksisitas adalah kemoterapi
lanjutan dengan trastuzumab (adjHR 5,23; 95% CI 1,7–16,08) dan pasien dengan riwayat
hipertensi (adjHR 43,76; 95% CI 5,15–371,41). Pasien kanker payudara yang melanjutkan
kemoterapi berbasis trastuzumab memerlukan pemantauan fungsi jantung lebih ketat terutama
pada pasien memiliki riwayat dan berpotensi pada penyakit kardiovaskular.
Perpustakaan Digital ITB