digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Doksorubisin merupakan obat kemoterapi yang sering digunakan untuk mengatasi pertumbuhan kanker, namun Doksorubisin memiliki efek samping pada sistem kardiovaskular yang perlu dipantau. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kardiotoksisitas yang diinduksi Doksorubisin, menganalisis skor risiko kardiotoksisitas, dan mengevaluasi hubungan antara jenis kelamin, usia, dan komorbid hipertensi dengan skor risiko kardiotoksisitas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan data rekam medis pasien kanker yang menerima Doksorubisin di RSUD Cibabat dari tanggal 07 Desember 2023 hingga 22 Maret 2024 dan didapatkan data sebanyak 49 subjek. Data yang dikumpulkan mencakup data demografi pasien, tekanan darah, dan hasil ekokardiografi. Metode analisis yang dilakukan menggunakan skor risiko kardiotoksisitas dan uji korelasi Rank Spearman. Hasil identifikasi kardiotoksisitas menunjukkan bahwa kardiotoksisitas yang terjadi adalah hypertensive heart disease (20 pasien, 40,8%) dan palpitasi (19 pasien, 38,8%). Hasil analisis skor risiko kardiotoksisitas menunjukkan 95,92% subjek masuk kategori risiko sangat tinggi dan 4,08% risiko tinggi. Uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan antara jenis kelamin dan skor risiko kardiotoksisitas (p<0,01, r=0,568), serta antara komorbid hipertensi dan skor risiko kardiotoksisitas (p<0,01, r=0,658), tetapi tidak ada hubungan signifikan antara usia dan skor risiko kardiotoksisitas (p=0,432, r=0,115). Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa Doksorubisin dapat menyebabkan HHD (40,8%) dan palpitasi (38,8%). Sebanyak 95,92% subjek masuk kategori risiko sangat tinggi dan 4,08% subjek berisiko tinggi skor risiko kardiotoksisitas. Jenis kelamin dan komorbid hipertensi mempengaruhi skor risiko kardiotoksisitas.