Abstrak - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Princessfa Ayra Alvin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Tugas akhir ini mengkaji karakteristik lalu lintas pada ruas Jalan Tol Jakarta–Cikampek pasca pelebaran, dengan titik tinjauan di KM 45 MBZ (2 lajur), KM 45 Japek (3 lajur), dan KM 50 Japek (4 lajur). Analisis makroskopik secara umum dilakukan menggunakan model Greenshield untuk memperoleh hubungan antara arus, kecepatan, dan kerapatan, serta menghitung kecepatan arus bebas (uf), kerapatan macet (kj), arus maksimum (qm), dan estimasi waktu tempuh. Hasil menunjukkan bahwa nilai qm mendekati kapasitas teoritis PKJI, yaitu 5.060 smp/jam di KM 45 MBZ, 7.468 smp/jam di KM 45 Japek, dan 10.086 smp/jam di KM 50 Japek. KM 50 juga menunjukkan efisiensi waktu tempuh terbaik ke seluruh tujuan, didukung oleh kapasitas yang meningkat akibat pelebaran. Pada analisis makroskopik lebih detail, perilaku merging dan distribusi headway diamati dari rekaman CCTV. Ditemukan bahwa strategi merging sangat bergantung pada kepadatan lalu lintas dan ketersediaan celah. Pada periode mudik, 72% kendaraan tidak memilih merging akibat sempitnya gap. Pelebaran jalan di KM 50 terbukti tidak hanya meningkatkan kapasitas dan kecepatan secara makroskopik, tetapi juga menyediakan ruang adaptif bagi pengemudi dalam kondisi lalu lintas padat.
Perpustakaan Digital ITB