2008 TA PP ANGGELLA AOSI NST 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ANGGELLA AOSI NST 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ANGGELLA AOSI NST 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ANGGELLA AOSI NST 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ANGGELLA AOSI NST 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ANGGELLA AOSI NST 1-BAB 5
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ANGGELLA AOSI NST 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Angkutan kota adalah moda transportasi umum yang paling banyak
digunakan di kota Bandung mengingat karakteristik jalannya yang pada umumnya
relatif sempit dan banyak persimpangan. Hampir sekitar 5.521 armada angkutan
kota beroperas pada Kota Bandung dan digunakan secara luas oleh berbagai
kalangan masyarakat baik yang berada pada pusat kota maupun wilayah pinggiran.
Untuk mengetahui pelayanan angkutan kota di wilayah pinggiran maka
dilakukan penelitian tentang sediaan angkutan kota pada wilayah pinggiran yang
dilihat dari aspek jumlah trayek angkutan kota yang melayani, jumlah armada
angkutan kota yang beroperasi, serta frekuensi dan headway angkutan kota. Selain
melihat sediaan angkutan kota, pada penelitian ini juga dilihat keadaan demand
terhadap angkutan kota dengan melihat keadaan penumpang setiap angkutan kota
yang melayani wilayah pinggiran Kota Bandung bagian Barat serta dilihat juga nilai
indeks aksesibilitas setiap kelurahan. Dalam penelitian ini data yang terkait
didapatkan melalui survey primer dan survey sekunder. Survey primer dilakukan
dengan observasi langsung ke lapangan, survei onboard dan wawancara dengan
pengemudi angkutan kota, sedangkan suvey sekunder adalah kajian literatur. Datadata
tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Temuan studi memperlihatkan bahwa dari segi jumlah trayek yang melewati
tiap kelurahan, Kelurahan Gempol Sari merupakan kelurahan yang paling sedikit
dilayani oleh angkutan kota yaitu hanya dilalui satu trayek angkutan kota, sedangkan
Kelurahan Cijerah dilayani oleh lima trayek angkutan kota, Kelurahan Caringin
dilalui oleh empat trayek angkutan kota dan Kelurahan Sarijadi dan Sukaraja samasama
dilayani oleh dua trayek angkutan kota. Dari segi jumlah angkutan kota,
wilayah pinggiran Kota Bandung dilayani sekitar 1010 unit dari keseluruhan jumlah
armada angkutan kota yang beroperasi di wilayah Kota Bandung. Angkutan kota
yang melayani wilayah pinggiran ini memiliki nilai headway yang rendah, rata-rata
headway angkutan kota adalah 1 sampai 4 menit dan frekuensi per satu jamnya
antara 11 hingga 30 unit, tetapi untuk angkutan kota Caringin-Sadang Serang
frekuensinya mencapai 58 unit per/jam. Untuk antrian penumpang, hanya pada
Kelurahan Sukaraja yang terjadi antrian penumpang namun ini juga tidak terlalu
besar, sedangkan pada keempat kelurahan lainnya tidak terjadi antrian penumpang
angkutan kota. Untuk nilai indeks aksesibilitas, Kelurahan Caringin merupakan
kelurahan yang paling tinggi nilai aksesibilitasnya dan yang paling rendah adalah
Kelurahan Sukaraja.
Dari hasil studi disimpulkan bahwa pelayanan angkutan kota di wilayah
pinggiran Bandung khususnya bagian barat dari aspek sediaan dapat dikatakan baik
karena sediaan angkutan kota telah dapat memenuhi permintaan penduduk akan
angkutan kota dan angkutan kota ini cukup tersedia karena pda umumnya memiliki
nilai headway yang rendah dan frekuensi yang tinggi walaupun dari segi jumlah
trayek angkutan yang melayani wilayah pinggiran masih belum merata dan hal ini
dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk pengembangan transportasi di
kota Bandung pada umumnya dan pada wilayah pinggiran khususnya.