ABSTRAK - Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Neyza Adinda Nareswari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Degradasi hutan mangrove di Indonesia kerap terjadi selama tiga dekade terakhir
akibat aktivitas antropogenik yang intensif. Kabupaten Cirebon menjadi salah satu
wilayah terdampak ditandai dengan adanya kerusakan pada struktur tegakan yang
menunjukkan buruknya kesehatan mangrove. Kelangsungan hidup mangrove
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sehingga penting untuk mengkaji kualitas air
di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, memetakan, dan
menentukan hubungan antara kualitas air dan kesehatan mangrove. Pengambilan
data yang dilakukan meliputi pembuatan plot analisis vegetasi, pengukuran kualitas
air, dan hemispherical photography pada 30 plot secara random sampling.
Kesehatan mangrove dianalisis menggunakan Mangrove Health Index dengan
mempertimbangkan skor DBH, tutupan kanopi, dan kerapatan pancang. Hasil
menunjukkan sebagian besar mangrove di area kajian tergolong ke dalam kelas
kesehatan sedang kecuali pada satu plot yang memiliki status kesehatan buruk.
Parameter kualitas air yang dianalisis berupa pH (5,63 – 8,07), salinitas (2,34 –
44,38‰), suhu (27,68 – 34,56°C), dan dissolved oxygen (4,12 – 15,24 mg/L)
menunjukkan secara umum nilainya masih sesuai dengan baku mutu yang berlaku,
namun terdapat penyimpangan nilai yang menunjukkan adanya gangguan pada
tubuh air. Analisis hubungan antara kualitas air dan kesehatan mangrove dilakukan
dengan uji korelasi Spearman’s Rank yang menunjukkan bahwa seluruh parameter
kualitas air, kecuali suhu, memiliki arah hubungan positif terhadap Mangrove
Health Index. Nilai koefisien menunjukkan tingkat korelasi lemah pada salinitas
( = 0,255) serta sangat lemah pada pH ( = 0,144), suhu ( = 0,171), dan dissolved
oxygen ( = 0,093) terhadap Mangrove Health Index. Pemetaan dilakukan dengan
interpolasi Inverse Distance Weighted untuk melihat persebaran kualitas air dan
kesehatan mangrove di area kajian yang divalidasi dengan leave-one-out crossvalidation.
Hasilnya teramati bahwa parameter kualitas air nilainya sangat
bervariasi dan kesehatan mangrove terburuk terdapat di Kecamatan Pangenan.
Perpustakaan Digital ITB