Perusahaan asuransi kesehatan dihadapkan pada tantangan krusial dalam
menentukan cadangan klaim, di mana kesalahan estimasi dapat mengancam
kesehatan finansial perusahaan. Menetapkan cadangan yang terlalu optimis
berisiko gagal bayar, sementara cadangan yang terlalu konservatif akan
menghilangkan potensi keuntungan dari investasi.
Metode Chain Ladder, yang kerap menjadi tolak ukur konvensional, mengandalkan
asumsi kritis bahwa pola pengembangan klaim di masa lalu akan terus berlanjut.
Namun, di tengah volatilitas industri asuransi kesehatan modern yang dipicu oleh
inflasi biaya medis dan potensi guncangan tak terduga, asumsi ini menjadi semakin
rapuh. Hal ini menciptakan urgensi untuk mengadopsi metode yang lebih adaptif.
Penelitian ini menganalisis metode Bornhuetter-Ferguson sebagai metode
alternatif modern yang dirancang untuk mengatasi kelemahan tersebut. Dengan
menggabungkan data historis dengan ekspektasi kerugian a priori berbasis premi,
metode ini menawarkan stabilitas yang lebih tinggi. Menggunakan data klaim
kejadian dan pembayaran selama satu tahun dari perusahaan asuransi di Indonesia,
pola pengembangan klaim dalam metode BF dihaluskan menggunakan Regresi
Log-Linear untuk memastikan tren yang stabil dan logis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa metode Bornhuetter-Ferguson menghasilkan
estimasi cadangan yang berbeda secara signifikan dari Chain Ladder. Berdasarkan
evaluasi presisi menggunakan Mean Square Error of Prediction (MSEP), metode
Bornhuetter-Ferguson terbukti lebih unggul untuk kedua data, dengan galat
prediksi total sebesar 12.80% untuk klaim kejadian dan 14.08% untuk pembayaran
klaim, mengukuhkan perannya sebagai alat estimasi yang lebih robust di tengah
ketidakpastian.
Perpustakaan Digital ITB