Penyakit campak masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di DKI Jakarta dan
berpotensi menimbulkan beban ekonomi yang signifikan, termasuk dalam konteks pembiayaan
asuransi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi net premium
asuransi kesehatan untuk penyakit campak dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu
pemodelan deret waktu dan model epidemiologi SIR (Susceptible-Infected-Recovered).
Data bulanan kasus campak dari Januari 2015 hingga Mei 2025 digunakan sebagai basis
analisis. Pemodelan deret waktu dilakukan untuk memproyeksikan jumlah kasus pada
24 bulan mendatang, sedangkan model SIR digunakan untuk memodelkan dinamika
penularan dan memproyeksikan jumlah infeksi berdasarkan parameter epidemi yang
diestimasi dari data historis. Hasil perhitungan net premium menunjukkan bahwa pendekatan
deret waktu menghasilkan estimasi premi bulanan sebesar Rp215,72 dengan
interval kepercayaan 80% sebesar [Rp109,29, Rp325,16] dan interval kepercayaan 95%
sebesar [Rp65,54, Rp383,69], sedangkan pendekatan SIR menghasilkan premi sebesar
Rp128,41. Perbedaan hasil mencerminkan perbedaan asumsi dasar dan karakteristik
masing-masing model, namun premi SIR berada dalam interval kepercayaan premi
deret waktu, menunjukkan konsistensi hasil. Temuan ini memberikan gambaran bahwa
kedua pendekatan dapat digunakan sebagai alternatif dalam penetapan premi asuransi
kesehatan berbasis risiko penyakit menular.
Perpustakaan Digital ITB