ABSTRAK Haliza Qintar Ma'aya
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Hutan rakyat merupakan gambaran peristiwa sosioekologis sebagai solusi pengelolaan
hutan yang saling menguntungkan dari ketergantungan manusia terhadap hasil hutan
dengan tetap berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim. Konsep investasi tegakan
dalam pengelolaan hutan rakyat menghadapi tantangan “daur butuh” yang menghambat
usaha penurunan emisi karbon dari tingkat tapak ke tingkat industri dan masih terhitung
sebagai emisi dalam sektor penggunaan lahan dan energi. Penelitian ini melalui
pendekatan penilaian siklus hidup, menganalisis aliran massa karbon pada rantai produk
hasil hutan kayu untuk menilai kontribusi penggunaan produk kayu terhadap daur butuh
dan komoditas kayu produksi Mahoni (Swietenia macrophylla) dan Sengon
(Paraserianthes falcataria) di hutan rakyat Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Daur tebang
yang teridentifikasi dari 15 peristiwa penebangan untuk Sengon selama 7 tahun dan
Mahoni selama 25 tahun dilacak aliran massanya ke industri dari skala kecil hingga besar
termasuk pengelolaan limbah dan akhir hidup produk. Hasil penelitian menunjukkan: 1)
Pertumbuhan kembali karbon hutan untuk dengan kehilangan karbon dari biomassa
tegakan membutuhkan waktu satu kali daur tebang dengan usaha penanaman dan
pengelolaan lahan; 2) Efisiensi penggunaan dan daya tahan produk yang rendah pada
Sengon mengemisikan ~1,05% per tahun (0,64 MgC/7 tahun), lebih besar dari Mahoni
yang hanya ~0,56% per tahun (5,44 MgC/25 tahun) melalui dekomposisi di TPA dari
total emisi dalam siklus hidup karbon produk hasil hutan kayu; 3) Lamanya daur tegakan
yang digunakan menentukan surplus emisi. Penebangan jenis Mahoni dengan daur yang
lebih lama dibandingkan Sengon memungkinkan total emisi Kabupaten Ciamis dapat
ditekan hingga surplus sebesar -705.235,703 MgC/25 tahun jika dibandingkan dalam
luasan yang sama. Kontribusi hutan rakyat untuk potensi mitigasi perubahan iklim dapat
dipertahankan, jika masyarakat pengelola memiliki kepastian harga pasar kayu (jaminan
nilai ekonomi) yang menguntungkan melalui nilai tambah kelestarian lingkungan karena
diolah menjadi produk yang dapat menyimpan karbon dalam waktu yang lama.
Perpustakaan Digital ITB