digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Haliza Qintar Ma'aya
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Haliza Qintar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Hutan rakyat merupakan gambaran peristiwa sosioekologis sebagai solusi pengelolaan hutan yang saling menguntungkan dari ketergantungan manusia terhadap hasil hutan dengan tetap berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim. Konsep investasi tegakan dalam pengelolaan hutan rakyat menghadapi tantangan “daur butuh” yang menghambat usaha penurunan emisi karbon dari tingkat tapak ke tingkat industri dan masih terhitung sebagai emisi dalam sektor penggunaan lahan dan energi. Penelitian ini melalui pendekatan penilaian siklus hidup, menganalisis aliran massa karbon pada rantai produk hasil hutan kayu untuk menilai kontribusi penggunaan produk kayu terhadap daur butuh dan komoditas kayu produksi Mahoni (Swietenia macrophylla) dan Sengon (Paraserianthes falcataria) di hutan rakyat Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Daur tebang yang teridentifikasi dari 15 peristiwa penebangan untuk Sengon selama 7 tahun dan Mahoni selama 25 tahun dilacak aliran massanya ke industri dari skala kecil hingga besar termasuk pengelolaan limbah dan akhir hidup produk. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pertumbuhan kembali karbon hutan untuk dengan kehilangan karbon dari biomassa tegakan membutuhkan waktu satu kali daur tebang dengan usaha penanaman dan pengelolaan lahan; 2) Efisiensi penggunaan dan daya tahan produk yang rendah pada Sengon mengemisikan ~1,05% per tahun (0,64 MgC/7 tahun), lebih besar dari Mahoni yang hanya ~0,56% per tahun (5,44 MgC/25 tahun) melalui dekomposisi di TPA dari total emisi dalam siklus hidup karbon produk hasil hutan kayu; 3) Lamanya daur tegakan yang digunakan menentukan surplus emisi. Penebangan jenis Mahoni dengan daur yang lebih lama dibandingkan Sengon memungkinkan total emisi Kabupaten Ciamis dapat ditekan hingga surplus sebesar -705.235,703 MgC/25 tahun jika dibandingkan dalam luasan yang sama. Kontribusi hutan rakyat untuk potensi mitigasi perubahan iklim dapat dipertahankan, jika masyarakat pengelola memiliki kepastian harga pasar kayu (jaminan nilai ekonomi) yang menguntungkan melalui nilai tambah kelestarian lingkungan karena diolah menjadi produk yang dapat menyimpan karbon dalam waktu yang lama.