digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Diesel merupakan bahan bakar dengan permintaan yang diprediksi terus meningkat. Namun, kandungan organosulfur di dalamnya dapat melepaskan gas SOX beracun saat pembakaran, sehingga pemurnian diesel dari sulfur menjadi hal yang penting, khususnya di Indonesia yang menargetkan produksi ultra low sulfur diesel (ULSD) dengan kandungan sulfur maksimum 10 ppm pada tahun 2027. Saat ini, katalis hidrodesulfurisasi (HDS) belum mampu menghilangkan senyawa sulfur berat seperti 4,6-DMDBT secara efektif. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi katalis yang disintesis menggunakan PEG dan asam sitrat untuk meningkatkan luas permukaan serta ukuran pori guna meningkatkan aktivitas katalis. Penyangga yang digunakan adalah ?-Al?O? karena sifat teksturalnya yang optimal untuk katalis HDS. Logam aktif yang digunakan berupa Mo karena sifat oksofiliknya serta harganya yang relatif murah, sedangkan promotor yang digunakan adalah Ni karena aktivitasnya yang tinggi dalam reaksi HDS. Penelitian ini mencakup empat tahapan, yaitu sintesis penyangga, sintesis katalis, sulfidasi, dan uji aktivitas. Sintesis penyangga dilakukan dengan variasi PEG sebesar 0%-b, 5%-b, 10%-b, dan 15%-b, dan penyangga terbaik digunakan sebagai basis pada tahap sintesis katalis dengan variasi rasio Mo:asam sitrat sebesar 0, 2:1, 3:2, dan 1:1. Hasil uji XRD menunjukkan terbentuknya fasa ?-Al?O?, sedangkan uji XRF mengonfirmasi kandungan Mo dan Ni sesuai spesifikasi. Berdasarkan uji adsorpsi-desorpsi N?, penyangga dengan PEG 10%-b memiliki luas permukaan tertinggi, begitu pula katalis dengan rasio 3:2. Meskipun demikian, aktivitas katalis hasil sintesis belum melampaui katalis komersial. Luas permukaan yang tinggi juga tidak menunjukkan hubungan linier terhadap konversi, sehingga parameter lain seperti diameter pori kemungkinan lebih berpengaruh terhadap kinerja katalis.