digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan polutan udara (PU) telah menjadi isustrategis di berbagai sektor, terutama sektor transportasi yang memainkan peranpenting sebagai salah satu kontributor utama terhadap degradasi kualitas udara danpercepatan perubahan iklim. Meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungandari aktivitas transportasi mendorong perlunya upaya yang lebih terarah dalammengidentifikasi dan mengurangi emisi yang dihasilkan oleh sektor ini. Penelitianini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengestimasi emisi kendaraan operasional PTPLN (Persero) pada empat wilayah studi di Provinsi Jawa Timur, yakni Malang, Krian, Gresik, dan Madura. Fokus utama dari penelitian ini adalah untuk menghitungbeban emisi yang dihasilkan dari aktivitas kendaraan operasional perusahaan, mengidentifikasi faktor yang menyumbang terhadap emisi, serta merumuskan strategi mitigasi berbasis data lokal guna mengurangi dampak lingkungan dari kegiatanoperasional tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Tier 1danTier 2. Pendekatan Tier 1 digunakan untuk perhitungan berdasarkan konsumsi bahanbakar kendaraan, sementara pendekatan Tier 2 mengintegrasikan data tentang jaraktempuh kendaraan (Vehicle Kilometers Traveled), yang memungkinkan perhitunganemisi yang lebih akurat dan relevan dengan kondisi operasional kendaraan. Data yangdikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer, seperti jumlah kendaraan, jenis bahan bakar yang digunakan, konsumsi bahan bakar tahunan, serta jarak tempuhoperasional, dan data sekunder berupa faktor emisi untuk setiap jenis kendaraandanjenis bahan bakar yang digunakan. Dalam perhitungan emisi, delapan parameter polutan utama diperhitungkan, yaitu karbon dioksida (CO?), metana (CH?), dinitrogenoksida (N?O), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO?), partikulat (PM?? danPM?.?), dan sulfur dioksida (SO?).Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa wilayah Gresik dan Malangmemiliki beban emisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Hal ini terutama dipengaruhi oleh tingginya intensitas penggunaan kendaraan jenis trukdanminibus di kedua wilayah tersebut. Gresik, khususnya, tercatat memiliki tingkat konsumsi bahan bakar tertinggi, yang berdampak langsung pada tingginya emisi CO? dan NO? di wilayah tersebut. Selain itu, variabilitas hasil emisi yang dihasilkanberdasarkan jenis bahan bakar dan karakteristik operasional kendaraan menunjukkanpentingnya penggunaan data lokal yang lebih spesifik dalam proses inventarisasi emisi. Pendekatan Tier 2 menghasilkan estimasi emisi yang lebih presisi dibandingkan dengan Tier 1, karena pendekatan ini mempertimbangkan variasi aktivitas kendaraan secara lebih detail dan kontekstual.Kontribusi baru dari penelitian ini terletak pada pengintegrasian metode perhitunganemisi yang menggabungkan konsumsi bahan bakar dengan data jarak tempuhkendaraan dalam skala operasional perusahaan, serta penggunaan data lokal untukmengkalibrasi faktor emisi yang digunakan. Penelitian ini juga menyoroti pentingnyaperhatian terhadap polutan partikulat halus (PM?.?) dan nitrogen oksida (NO?), yangmemiliki dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat, meskipun seringkali terabaikan dalam strategi mitigasi emisi. Implikasi praktis dari temuan ini adalahpentingnya pengembangan kebijakan pengelolaan emisi yang lebih spesifikdanberbasis bukti lokal, yang juga dapat beradaptasi dengan karakteristik wilayahdanjenis kendaraan operasional. Berdasarkan keseluruhan penelitian ini, memberikan kontribusi yang signifikan dalampengembangan metodologi inventarisasi emisi yang aplikatif dan akurat untuk sektor transportasi perusahaan. Temuan ini memperkaya pemahaman kita tentang hubunganantara karakteristik armada kendaraan, konsumsi energi, dan dampak lingkunganyang ditimbulkan. Penelitian ini juga membuka ruang bagi penerapan kebijakanberbasis data yang lebih efektif dalam pengurangan emisi dan pencapaian tujuankeberlanjutan lingkungan yang lebih baik. Dengan demikian, penelitian ini tidakhanya relevan dalam konteks PT PLN (Persero), tetapi juga dapat menjadi acuanbagi perusahaan lain dalam upaya mengurangi jejak karbon dan memitigasi dampakperubahan iklim.