Inbound Inventory Routing Problem (IIRP) merupakan permasalahan pengambilan
keputusan terintegrasi antara pengelolaan persediaan dan perencanaan rute
penjemputan, yang bertujuan meminimalkan total biaya sistem. Permasalahan ini
sangat relevan dalam industri otomotif Indonesia yang didominasi oleh struktur
pengadaan berbasis outsourcing, yaitu komponen dijemput dari berbagai supplier
menggunakan sistem milk run. Seiring meningkatnya kompleksitas dan kebutuhan
efisiensi, filosofi Just-in-Time (JIT) menjadi pendekatan strategis yang mendorong
pengiriman dalam jumlah kecil dan frekuensi tinggi. Dalam konteks ini, pengaturan
frekuensi penjemputan menjadi kunci, karena secara langsung memengaruhi biaya
simpan, biaya transportasi, serta kontinuitas kebutuhan komponen.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan Model Integrasi Persediaan dan
Penjemputan pada Sistem Multi-Supplier Single Manufacturer dengan Frekuensi
Tidak Seragam. Model yang dibangun meminimalkan total biaya yang mencakup
biaya transportasi, pemesanan, dan penyimpanan, dengan mempertimbangkan
kendala kapasitas kendaraan, waktu tempuh, dan frekuensi sebagai variabel
keputusan utama. Penyelesaian dilakukan secara matematis dengan LINGO untuk
skala kecil, serta dua algoritma metaheuristik untuk skala besar, yaitu Random
Search–Genetic Algorithm (RS-GA) dan Nested Genetic Algorithm (GA-GA).
iii
Hasil pengujian menunjukkan bahwa model frekuensi tidak seragam memberikan
biaya total yang lebih rendah dibandingkan pendekatan frekuensi seragam. Hasil
uji perbandingan performa dan statistik menunjukan bahwa algoritma GA-GA
menghasilkan solusi yang lebih baik dibandingkan RS-GA dan metode eksak
LINGO. Berdasarkan hasil uji paired t-test, terdapat perbedaan signifikan dalam
nilai fungsi objektif. Namun, ketika waktu komputasi antara kedua algoritma
disamakan, RS-GA mampu menghasilkan solusi dengan biaya lebih rendah pada
sebagian besar skenario pengujian. Selain itu, RS-GA tetap lebih efisien dari sisi
waktu komputasi.
Perpustakaan Digital ITB